Emerald Khatulistiwa

Monday, November 12, 2012

Pangandaran Beach


CIAMIS
Hanya 17 km (10,5 mil) timur dari Tasikmalaya ini terletak kota bersejarah Ciamis, tempat yang dulunya sebuah kerajaan yang kuat. Sekitar 12 km (7 mil) ke arah timur merupakan kota kecil Bojong, yang dalam bahasa Sunda berarti 'semenanjung' Dekat sini persegi panjang tanah berbatasan pada tiga sisinya dengan pertemuan Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur.

Sebuah kerajaan Sunda kuno yang di sebut dengan Galuh di mana tempat ini masih di pertahankan. Hari ini di kenal sebagai Karang Kamulyan. Yang memiliki sejarah sejak seribu tahun, wilayah kini telah telah berubah menjadi sebuah taman dan cagar alam. Jalan yang lebar menghubungkan reruntuhan tersebar dalam 25 hektar (62 hektar) di tutupi oleh hutan dan bambu.

Pangandaran Beach
Yang sebagian besar terdiri dari pondasi batu, peninggalan termasuk fasilitas pemandian, sebuah arena sabung ayam, sebuah situs makam kerajaan dan sebuah batu yang berbau mistik tentang adanya seorang ratu yang telah melahirkan raja-raja di masa mendatang. Memasuki daerah Karang Kamulyan kita akan merasakan nuansa kehidupan kerajaan sunda tempo dulu seperti ada rasa yang menghantui seakan-akan memberikan kesan bahwa tempat ini adalah "kota yang hilang" meninggalkan tanda yang mengesankan di pegunungan dekat Ciamis, dari pusat Ciamis 22 km (13 mil) utara ke kawali, kemudian 14 km (8 mil) barat ke Panjalu.

Pada abad ke-7, warga Galuh Panjalu membanjiri lembah kecil, membuat sebuah telaga indah seluas hektar 42 (100 hektar) telaga pegunungan ini di sebut Situ Lengkong. Mereka membangun ibukota mereka di sebuah pulau 7,5 hektar (19 hektar), yang sekarang menjadi cagar alam. Hanya makam kerajaan yang masih tetap berada di sini, di bawah rimbunnya hutan yang lebat.


Pangandaran Water Park
Sebuah jalan raya yang sangat baik berjalan dari utara ke Cirebon melalui kota kecil Kuningan, pusat seni tradisional dan mistis. Atau Anda bisa naik kereta api atau bus dalam perjalanan dari Bandung ke Yogya dan jalur lainnya di Jawa Tengah. Kebanyakan pengunjung, namun, memutar ke selatan melalui Banjar Pangandaran pada daerah pesisir selatan Jawa.

SEJARAH CIAMIS
Menurut sejarawan W.J Van der Meulen, Pusat Asli Daerah (kerajaan) Galuh, yaitu disekitar Kawali (Kabupaten Ciamis sekarang). Selanjutnya W.J Van der Meulen berpendapat bahwa kata "galuh", berasal dari kata "sakaloh" berarti "dari sungai asalnya", dan dalam lidah Banyumas menjadi "segaluh". Dalam Bahasa Sansekerta, kata "galu" menunjukkan sejenis permata, dan juga biasa di pergunakan untuk menyebut puteri raja (yang sedang memerintah) dan belum menikah.

Sebagaimana riwayat kota-kabupaten lain di Jawa Barat, sumber-sumber yang menceritakan asal-usul suatu daerah pada umumnya tergolong historiografi tradisional yang mengandung unsur-unsur mitos, dongeng atau legenda disamping unsur yang bersifat historis. Naskah-naskah ini antara lain Carios Wiwitan Raja-raja di Pulo Jawa, Wawacan Sajarah Galuh, dan juga naskah Sejarah Galuh bareng Galunggung, Ciung Wanara, Carita Waruga Guru, Sajarah Bogor. Naskah-naskah ini umumnya ditulis pada abad ke-18 hingga abad ke-19. Adapula naskah-naskah yang sezaman atau lebih mendekati zaman Kerajaan Galuh. Naskah-naskah tersebut, di antaranya Sanghyang Siksakanda ÔNg Karesian, ditulis tahun 1518, ketika Kerajaan Sunda masih ada dan Carita Parahyangan, ditulis tahun 1580.

Green Canyon
Berdirinya Galuh sebagai kerajaan, menurut naskah-naskah kelompok pertama tidak terlepas dari tokoh Ratu Galuh sebagai Ratu Pertama. Dalam laporan yang di tulis Tim Peneliti Sejarah Galuh (1972), terdapat berbagai nama kerajaan sebagai berikut:
-Kerajaan Galuh Sindula (menurut sumber lain, Kerajaan Bojong Galuh) yang berlokasi di Lakbok dan beribukota Medang Gili (tahun 78 Masehi?)
-Kerajaan Galuh Rahyang berlokasi di Brebes dengan ibukota Medang Pangramesan
-Galuh Kalangon berlokasi di Roban beribukota Medang Pangramesan
-Galuh Lalean berlokasi di Cilacap beribukota di Medang Kamulan
-Galuh Pataruman berlokasi di Banjarsari beribukota Banjar Pataruman
-Galuh Kalingga berlokasi di Bojong beribukota Karangkamulyan
-Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung beribukota Bagolo
-Galuh Kumara berlokasi di Tegal beribukota di Medangkamulyan
-Galuh Pakuan beribukota di Kawali; Pajajaran berlokasi di Bogor beribukota Pakuan
-Galuh Pataka berlokasi di Nanggalacah beribukota Pataka
-Kabupaten Galuh Nagara Tengah berlokasi di Cineam beribukota Bojonglopang kemudian Gunung Tanjung
-Kabupaten Galuh Imbanagara berlokasi di Barunay (Pabuaran) beribukota di Imbanagara dan
-Kabupaten Galuh berlokasi di Cibatu beribukota di Ciamis (sejak tahun 1812).

Untuk penelitian secara historis, kapan Kerajaan Galuh di dirikan, dapat di lacak dari sumber-sumber sezaman berupa prasasti. Ada prasasti yang memuat nama "Galuh", meskipun nama tanpa di sertai penjelasan tentang lokasi dan waktunya. Dalam prasasti berangka tahun 910, Raja Balitung di sebut sebagai "Rakai Galuh". Dalam Prasasti Siman berangka tahun 943, di sebutkan bahwa "kadatwan rahyangta I mdang I bhumi mataram ingwatu galuh".

Water Park Pangandaran
Kemudian dalam sebuah Piagam Calcutta di sebutkan bahwa para musuh penyerang Airlangga lari ke Galuh dan Barat, mereka di musnahkan pada tahun 1031 Masehi. Dalam beberapa prasasti di Jawa Timur dan dalam Kitab Pararaton (di perkirakan di tulis pada abad ke-15), di sebutkan sebuah tempat bernama "Hujung Galuh" yang terletak di tepi sungai Brantas. Nama Galuh sebagai ibukota di sebut berkali-kali dalam naskah sebuah prasasti berangka tahun 732, di temukan di halaman Percandian Gunung Wukir di Dukuh Canggal (dekat Muntilan sekarang).

Pada bagian carita Parahyangan, di sebutkan bahwa Prabu Maharaja berkedudukan di Kawali. Setelah menjadi raja selama tujuh tahun, pergi ke Jawa terjadilah perang di Majapahit. Dari sumber lain di ketahui bahwa Prabu Hayam Wuruk, yang baru naik tahta pada tahun 1350, meminta Puteri Prabu Maharaja untuk menjadi isterinya. Hanya saja, konon, Patih Gajah Mada menghendaki Puteri itu menjadi upeti. Raja Sunda tidak menerima sikap arogan Majapahit ini dan memilih berperang hingga gugur dalam peperangan di Bubat.

Puteranya yang bernama Niskala Wastu Kancana waktu itu masih kecil. Oleh karena itu kerajaan di pegang Hyang Bunisora beberapa waktu sebelum akhirnya di serahkan kepada Niskala Wastu Kancana ketika sudah dewasa. Keterangan mengenai Niskala Wastu Kancana, dapat di perjelas dengan bukti berupa Prasasti Kawali dan Prasasti Batutulis serta Kebantenan.

Pada tahun 1595, Galuh jatuh ke tangan Senapati dari Mataram. Invasi Mataram ke Galuh semakin di perkuat pada masa Sultan Agung. Penguasa Galuh, Adipati Panaekan, di angkat menjadi Wedana Mataram dan cacah sebanyak 960 orang. Ketika Mataram merencanakan serangan terhadap VOC di Batavia pada tahun 1628, massa Mataram di Priangan bersilang pendapat. Rangga Gempol I dari Sumedang misalnya, menginginkan pertahanan di perkuat dahulu, sedangkan Dipati Ukur dari Tatar Ukur, menginginkan serangan segera di lakukan.

Pertentangan terjadi juga di Galuh antara Adipati Panaekan dengan adik iparnya Dipati Kertabumi, Bupati di Bojonglopang, anak Prabu Dimuntur keturunan Geusan Ulun dari Sumedang. Dalam perselisihan tersebut Adipati Panaekan terbunuh tahun 1625. Ia kemudian di ganti puteranya Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di Garatengah (Cineam sekarang).

Pada masa Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Garatengah (Cineam) ke Calingcing. Tetapi tidak lama kemudian dipindahkan ke Bendanagara (Panyingkiran). Pada Tahun 1693, Bupati Sutadinata di angkat VOC sebagai Bupati Galuh menggantikan Angganaya. Pada tahun 1706, ia di gantikan pula oleh Kusumadinata I (1706-1727).

Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan R.A.A. Kusumadiningrat menjadi Bupati Galuh, pemerintah kolonial sedang giat-giatnya melaksanakan tanam paksa. Rakyat yang ada di Wilayah Galuh, di samping di paksa menanam kopi juga menanam nila. Untuk meringankan beban yang harus di tanggung rakyat, R.A.A. Kusumadiningrat yang di kenal sebagai "Kangjeng Perbu" oleh rakyatnya, membangun saluran air dan dam-dam untuk mengairi daerah pesawahan. Sejak Tahun 1853, Kangjeng Perbu tinggal di kediaman yang di namai Keraton Selagangga.

Antara tahun 1859-1877, di lakukan pembangunan gedung di ibu kota kabupaten. Di samping itu perhatiannya terhadap pendidikan pun sangat besar pula. Kangjeng Perbu memerintah hingga tahun 1886, dan jabatannya diwariskan kepada puteranya yaitu Raden Adipati Aria Kusumasubrata. Pada tahun 1915, Kabupaten Galuh di masukkan ke Keresidenan Priangan, dan secara resmi namanya di ganti menjadi Kabupaten Ciamis.

PANTAI SELATAN
Pangandaran merupakan pantai yang baik dengan keadaan alamnya dan pantai resornya seluas 530 hektar (1310-acre) titik air mata berbentuk semenanjung di tambatkan ke pantai selatan Jawa oleh tanah genting yang ramping. Dari Banjar bus melakukan perjalanan 53km (33 mil), sebuah kota antara di Bandung-Yogya raya, berakhir di desa Pananjung. Anda dapat berjalan atau naik becak dari sini ke tanah genting (sekitar 2 km), yang di lapisi pada kedua sisi dengan pantai pasir putih.

Pantai di sisi timur tanah genting dapat di akses dari jalan raya utama utara-selatan, jl kidang Pananjung berkaitan, dan merupakan dasar bagi industri perikanan lokal. Ada juga akomodasi yang sangat baik di sini, dan setelah berenang pengunjung dapat bersantai di bawah keteduhan perahu nelayan yang di gunakan untuk memancing yang berderet di sepanjang pasir pantai.

Pasar ikan di ujung selatan pantai menjamin persediaan ikan segar yang melimpah, makanan laut yang murah untuk restoran setempat. Para nelayan memikul tangkapan mereka untuk di timbang dan menjualnya. Hasil panen laut tersebar di sana dan sangat mengejutkan dengan berbagai rvariasi seperti ikan pari, hiu, belut, kura-kura, lobster, udang, cumi-cumi dan spesies yang tak terhitung jumlahnya.

Banyak hotel dan restoran menghadap ke pantai yang indah atau terletak di antara sepanjang sideroads yang menghubungkan dua pantai, dan pangandaran telah berkembang perlahan-lahan dari sebuah desa nelayan yg menyebabkan sepi menjadi sebuah daerah seperti Kuta. Wisatawan domestik membanjiri tempat ini pada hari libur dan akhir pekan, tetapi di lain waktu bisa sangat sepi, terdapat pula sebuah pusat kerajinan tangan di pantai barat di mana bus carteran dari kelompok turis, terutama dari Bandung.

Selain produk khas Tasikmalaya, ada perdagangan cinderamata dan perhiasan yang terbuat dari kerang dan kelapa. Desa Pananjung memiliki lapisan menarik yang berkaitan dari budaya sunda dan Jawa. Musik, bahasa dan seni dari kedua kelompok etnis bersama-berbaur di balik Losmen bintang. Setelah senja, wisatawan kadang-kadang dapat menyaksikan tarian sunda yang di sebut jaipongan dan pertunjukkan wayang golek atau wayang kulit Jawa. Ada juga pertunjukan lokal yang populer yang di sebut tayangan sinetron (istilah pertunjukkannya dalam bahasa sunda di sebut oyong-oyong, yang berbau mistik) di mana seorang gadis muda di kurung di bawah keranjang dengan tangan terikat di belakangnya, setelah 15 menit kemudian dia muncul dengan pakaian seperti seorang putri, seperti pesulap Houdini.

Pangandaran Beach
Adapun beberapa Tempat Wisata di Kabupaten Ciamis di antaranya adalah :
-Pantai Pangandaran
Objek Wisata Pangandaran ini sudah terkenal di Indonesia bahkan tak jarang wisatawan dari luar negeri sering berkunjung ke tempat ini, terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat, tepatnya 92 km ke arah selatan kota Ciamis.

Water Park Pangandaran
Di tempat ini anda dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama dan pantainya yang landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan aman, terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, tersedia tim penyelamat wisata pantai, terdapat pula taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.

Water Park Pangandaran
Andapun dapat mengikuti acara tradisional yang di sebut Hajat Laut yakni upacara yang di lakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dengan  cara melarung sesajen ke laut lepas.

Acara ini biasa di laksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran. Event pariwisata bertaraf Internasional yang selalu di laksanakan di sini adalah Festival Layang-Layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli.

Water Park Pangandaran
-Pangandaran Water Park
Lokasinya sekitar 5 km sebelum masuk pintu wisata Pangandaran, tepatnya di Kecamatan Kalipucang. Waterpark ini di bangun dalam beberapa kolam besar dan lapangan khusus buat ATV track dan di bangun di atas lahan lebih dari 10 hektar.


Fasilitas yang di sajikan antara lain seperti umumnya waterpark, seperti luncuran, waterbom dan sebagainya, anda juga bisa menikmati petualangan seperti highrope dan yang lainnya, untuk anda yang suka dengan ATV, bisa anda dapatkan di sini. Waterpark Pangandaran masih terbilang paling muda kehadirannya di wilayah Pangandaran. Waterpark Pangandaran ini berada di pinggir pantai lembah puteri.

-Pantai Karang Nini
Wisata Karang Nini adalah obyek wisata alam yang merupakan perpaduan hutan dan pantai. Di pantai ini terhampar batu-batu karang yang salah satunya menyerupai seorang nenek (nini dalam bahasa sunda) yang sedang menunggu si kakek, sehingga tempat ini di namakan Pantai Karang Nini. Pantai ini terletak di Desa Emplak, kecamatan Kalipucang kurang lebih 83 km dari kota Ciamis ke arah selatan.

Karang Nini Beach
Sepanjang jalan dari pintu gerbang ke lokasi, anda akan menikmati kesejukan hutan jati dengan keadaan alamnya yang masih perawan. Pada beberapa bagian jalan ini juga anda melihat panorama pantai di kejauhan dengan latar belakang Sagara Anakan. Sebelum mencapai pantai anda pun akan menjumpai Pondok Wisata yang di kelola oleh Perhutani Kabupaten Ciamis.

Joging melalui jalan setapak bisa di lakukan sambil menikmati berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di hutan sekitar, seperti Jati (Tectona Grandis), Mahoni (Sweitenia Mahagoni), Angsana (Pterocarpus Indicus Wild), Ketapang (Terminalia Catappa), Keben (Baringtonia Asiatica), Johar (Casia Siamea) dan jenis-jenis lainnya. Sedangkan fauna dapat di temui di objek wisata ini seperti Musang (Paradoxorus Hermaproditus), Tupai (Callosiorus Notatus), Kera (Presbytis Cristata).


Selain itu anda bisa menikmati objek-objek kunjungan lainnya seperti :
- Makam Cikabuyutan dan mata air Sumur Tujuh yang menurut mitos dapat membuat orang awet muda dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
- Beberapa goa keramat seperti Goa Dompet, Goa Panjang, Goa Parat dan Goa Pendek.Goa Panjang menurut legenda adalah merupakan jalan tembus menuju Kasunanan Cirebon.
- Makam Eyang Anggasinga Wencana dan Mahapatih Bagaspati.
- Aquarium alam di muara Cipangbokongan, di mana saat air laut surut, kita dapat menikmati berbagai jenis ikan hias yang terjebak di relung-relung terumbu karang.
- Meneropong pulau Nusa Kambangan di sebelah timur dan cagar alam Pananjung di sebelah selatan, dari menara pandang.

Madasari Beach
-Pantai Madasari
Pantai ini terletak di desa Masawah Kecamatan Cimerak kurang lebih dari 20 meter dari Green Canyon ke arah selatan, dapat di jangkau dengan berbagai jenis kendaraan atau sekitar 40 km dari Pantai Pangandaran. Pantai ini di hiasi oleh batu-batu karang yang unik dengan pantainya yang landai, menyajikan panorama alam yang spesifik dengan pulau-pulau kecilnya berpadu dengan hijaunya datan masawah.

-Green Canyon
Anda tidak usah jauh-jauh untuk mengunjungi Grand Canyon di Amerika sana, di Indonesiapun ada objek wisata yang bernama Green Canyon yang tak kalah menariknya dengan panorama yang masih asri dan cuaca yang menyejukkan. Objek wisata ini bisa anda kunjungi di daerah Pangandaran Ciamis. Tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri di populerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993, sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah.

Green Crayon Beach
Hal ini di karenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang di gunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebon mereka. Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km.

Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru. Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureh, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa di tempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca.

Green Canyon 
Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal. Sebaiknya anda mengunjungi keindahan objek wisata ini adalah saat setelah masuk musim kemarau, karena jika pada musim hujan di khawatirkan deras sungai dan warna airnya pun menjadi coklat. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan di lengkapi seorang juru dan tugas batu untuk memandu anda dalam perjalanan.
Ketinggian dari muka laut sekitar 100 meter dengan suhu 24-30 Derajat Celcius, kelembaban udara rata-rata 85%.

Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Green Canyon yaitu :
Dari JAKARTA dan BANDUNG,
Anda bisa mengikuti Rute Arah ke Jawa Tengah dengan melalui Kota Tasik-Ciamis Kota-Kota Banjar- Pangandaran.

Dari JAWA TIMUR dan JAWA TENGAH,
Untuk JAWA TIMUR anda dapat menuju Arah JAWA TENGAH terlebih dahulu, lalu dilanjutkan untuk mengambil jalur ke Jawa Barat dengan mengikuti jalur Arah (Purworejo-Kebumen-Wangon-Banjar- Pangandaran-Ciamis).

Green Canyon
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, tentunya tidak usah repot memikirkan rute. Karena sopir akan membawa Anda Langsung ke Pangandaran (Green Canyon). Tapi yang perlu di perhatikan yaitu tempat Anda Menginap di sana, anda bisa memilih penginapan yang terdapat di hotel-hotel yang tersedia banyak di Pangandaran atau bisa juga menginap di objek wisata Batukaras yang sangat berdekatan dengan Green Canyon.

Batu Hiu
-Pantai Batu Hiu
Pantai Batu Hiu ini terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi. Pantai ini di namakan Batu Hiu karena ada batu apabila di lihat di laut menyerupai sirip ikan hiu. Untuk menikmati indahnya pantai, kita bisa naik ke atas bukit kecil di pantai ini. Dari atas bukit inilah kita bisa melihat batu yang menyerupai sirip ikan hiu, merasakan sejuknya angin laut dan juga menikmati indahnya Samudera Indonesia.

Yang unik untuk naik ke atas bukit kita melewati "gerbang" bukit berupa terowongan kecil yang berbentuk ikan hiu. Jadi, seolah-olah kita masuk ke dalam mulut ikan hiu. Kita juga bisa bermain air laut di sebelah bukit, tapi  anda harus hati-hati karena terdapat banyak ubur-ubur yang berserakan di pasir pantai ini. Sekitar 200 meter dari pinggir pantai ini terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah batu tersebut di namakan Batu Hiu.

Anda bisa menikmati panorama yang asri di sertai dengan deburan ombak, berjalan jalan di bukit yang teduh dan duduk santai dengan keluarga, benar-benar suasana yang romantis melepaskan pandangan kita ke arah samudera atau hamparan pantai sebelah timur yang terbentang. Batu Hiu ini berjarak sekitar 14 km dari Pangandaran, terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, kurang lebih 14 km dari Pangandaran ke arah selatan. Memiliki panorama alam yang sangat indah dari bukit kecil yang di tumbuhi pohon-pohon Pandan Wong.

-Pantai Karang Tirta
Pantai ini terletak di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih ke arah Batu Hiu belok ke kiri. Di tempat ini anda bisa menikmati keindahan alamnya yang masih asri sambil melakukan rekreasi berupa bersampan, memancing atau berkemah. Di sini juga anda bisa belajar Tari Ronggeng, melihat pembuatan Wayang Golek serta ada makanan khas di daerah ini yaitu Pindang Gunung (sejenis sup lauk).

-Citumang Pangandaran
Objek wisata ini terletak di Desa Bojong Kecamatan Parigi Ciamis, berjarak lebih jalan menuju lokasi kurang 15 km dari Pangandaran ke arah Barat, atau sekitar 4 km dari jalan raya Pangandaran-Cijulang, jarak seluruhnya dari kota Ciamis sekitar 95 km. Citumang Pangandaran ini memiliki daya tarik khusus yaitu adanya sungai Citumang yang mengalir membelah hutan jati dengan airnya yang bening kebiruan, tepian sungainya terdiri dari ornamen batu-batu pedas dengan relung dalam di hiasi relief alam dan aliran sungai yang menembus ke dalam goa.

Citumang Pangandaran
Nama Citumang berasal dari legenda tentang seekor buaya buntung yang bernama Si Tumang, karena begitu kuatnya kepercayaan penduduk akan kehadiran buaya buntung tersebut hingga sampai sekarang meninggalkan nama yang melekat kuat menjadi nama sungai. Versi lain kisah Citumang berasal dari Cai (bahasa Sunda = air) yang numpang (cai numpang) yang berkaitan dengan air sungai yang mengalir di bawah tanah.

Pada kedalaman tertentu anda dapat menikmatinya dengan mandi dan berenang, 500 meter dari lokasi pemandangan ke arah hulu, di jumpai pesona alam berupa aliran sungai Citumang yang masuk ke dalam perut bumi dan keluar lagi ke arah hilir. Aliran sungai yang masuk dalam goa ini di beri nama Goa Taringgul yang kemudian di berikan nama baru sebagai Sanghyang Tikoro (Batara Tenggorokan).

Pemandangan dan keadaan alamnya yang masih asri di tambah iklimnya yang sejuk membuat kita bisa rileks dan segar menghirup udaranya yang benar-benar menyegarkan yang tak bisa anda dapatkan di kota. Di sini juga anda dapat menikmati lokasi air terjun. Anda bisa menyewa seorang guide untuk sampai ke tempat ini, harap di perhatikan untuk mengunjungi tempat ini sebaiknya anda membawa perbekalan yang cukup seperti makanan dan air karena di tempat ini tidak ada warung.

-Pantai Karapyak
Selain pantai Pangandaran dan Pantai Batu Hiu anda juga bisa menikmati Pantai Karapyak yang terletak di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, sekitar 20 km dari Pantai Pangandaran atau 78 km dari alun-alun kota Ciamis.

Citumang Pangandaran
Batu karang yang menghampar dan menjorok hampir ke tengah lautan memang menjadi surga bagi ikan laut, ada puluhan ribu bahkan puluhan juta ikan hias yang hidup di sini, selain itu hamparan pasir putih dan batu karang, pantai inipun mempunyaii  tebing-tebing curam  nan indah yang siap mengundang para petualang untuk menjelajahi tiap jengkal tebing karangnya.

Pantai ini terbilang masih alami dan perawan, bersihnya pantai dari serbuan sampah plastik maupun jenisnya belum masih jarangnya warung-warung maupun penginapan menandakan pantai ini masih alami dan perawan. Pantai ini lokasinya sangat dekat dengan Pulau Nusakambangan, cukup dengan menyewa perahu anda bisa menginjakkan kaki di pulau yang mengundang sejuta misteri ini.

Tak hanya itu andapun bisa berjalan-jalan menyusuri muara sungai Citanduy atau lebih yang di kenal dengan sebutan Sagara Anakan. Jauh di tengah laut berdiri tegak dua batu karang yang membentuk pintu masuk ke Sagara Anakan. Menurut nelayan setempat batu karang tersebut di jadikan benteng pertahanan Dermaga Sagara Anakan dari serbuan ombak yang ganas.

-Cagar Alam Pananjung
Pada tahun 1922 seorang Belanda bernam Eyken membeli tanah pertanian di Pananjung Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi taman wisata alam, selanjutnya daerah tersebut di kelola sebagai daerah perburuan pada tahun 1931.

Cagar  Alam Pananjung
Pada tahun 1934 daerah tersebut di resmikan menjadi sebuah wildreservaat dengan keputusan Statblad 1934 nomor 663, tetapi dengan di temukannya jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia Patma pada tahun 1961, membuat statusnya di ubah menjadi cagar alam dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 34KMP/tahun 1961. Akhirnya pada tahun 1978 tempat ini menjadi salah satu taman wisata alam.

Lalu pada tahun 1990 di kukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470 ha) sehingga luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1.500 ha, perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 14/kpts-II/1993, pengusahaan TWA Pangandaran di serahkan kepada Perum Perhutani dan di serahkan fisik pengelolaanya pada tanggal 1 November 1999.

Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran semula merupakan tempat perladangan penduduk. Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjabat Residen Priangan, diusulkan menjadi Taman Buru. Pada waktu itu dilepaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragam satwa yang unik dan khas serta perlu di jaga habitat dan kelangsungan hidupnya maka pada tahun 1934, status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Margasatwa dengan luas 530 ha.

Tahun 1961, setelah di temukan bunga Raflesia Fatma yang langka, statusnya di ubah lagi menjadi Cagar Alam. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, maka pada tahun 1978, sebagian kawasan tersebut (37,70 ha) di jadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan kawasan perairan di sekitarnya sebagai Cagar Alam Laut (470 ha), sehingga luas seluruhnya menjadi 1.000 ha.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/Kpts-II/1993 pengusahaan wisata TWA Pangandaran di serahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan konservasi Pangandaran dan sekitarnya adalah: lintas alam, bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorking dan melihat peninggalan sejarah.

Citumang Pangandaran
Cagar alam seluas ± 530 hektar, yang di antaranya termasuk wisata seluas 37,70 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Memiliki berbagai flora dan fauna langka seperti Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis Kera. Selain itu, terdapat pula gua-gua alam dan gua buatan seperti: Gua Panggung, Gua Parat, Gua Sumur Mudal, Gua Lanang, gua Jepang serta sumber air Rengganis dan Pantai Pasir Putih dengan Taman Lautnya. Untuk Taman Wisata Alam (TWA) dikelola Perum Perhutani Ciamis.

Taman Wisata Alam Pangandaran ini mempunyai  banyak legenda seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu tempat bertapa dan bersemedi beberapa pangeran dari Mesir yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung dan Pangeran Raja Sumenda. Di dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa di tempat inilah Syekh Ahmad dan Muhammad menghilang (tilem).

-Gua Panggung
Menurut cerita yang berdiam di gua ini adalah Embah Jaga Lautan atau di sebut pula Kiai Pancing Benar, yang merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jawa Barat dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya, oleh karena itu beliau di sebut Embah Jaga Lautan.

-Gua Lanang
Gua ini dulu merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh, sedangkan keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah laki-laki (lanang) yang sedang berkelana.

-Batu Kalde atau Sapi Gumarang
Di tempat ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang berani dan sakti, Sapi Gumarang adalah Nakhoda Kapal.

-Cirengganis
Cerita ini berawal dari adanya dari sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang raja bernama Raja Mantri. Di ceritakan ketika Dewi Rangganis dan para inangnya sedang mandi, Raja Mantri mengambil pakaian Dewi Rangganis, karena kesal Dewi Rangganis kemudian berkata barang siapa yang menemukan bajunya bila perempuan akan di jadikan saudara dan bila laki-laki akan di jadikan suami.

Keusik Luhur Beach
-Pantai Keusik Luhur 
Objek wisata ini terletak di Desa Kertamukti Kecamatan Cimerak dengan jarak kurang lebih 45 km dari Pangandaran ke arah selatan, gelombang laut yang mengangkat pasir ke atas batu karang yang terjal membuat orang ini menamakannya Keusik Luhur (Keusik = pasir, Luhur = tinggi). Pantai ini merupakan perpaduan antara alam pegunungan dengan panorama pantai, dari sebuah bukit kita bisa menyaksikan bergeloranya Samudera Indonesia dengan gelombang laut selatan menghempas karang, sehingga buih-buih putih birunya laut lepas.

Batu Karas Pangandaran
-Pantai Batu Karas
Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak kurang lebih 34 km dari Pangandaran. Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu. Pantainya yang landai dengan air laut yang tenang dan biru membuat anda betah untuk berengan menikmati airnya yang segar. Anda juga bisa berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar, pondok wisata ini di kelola langsung oleh Diparda Kabupaten Ciamis, fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: Hotel, Camping Ground, Kios Cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang.

Apakah anda tertarik? silahkan anda mengunjunginya dan selamat berwisata di Kota Ciamis dengan pantainya Pangandaran yang panorama alamnya masih asri di sertai deburan ombak sambil berjalan di pasir putih menikmati sunset bersama keluarga tercinta tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat mengesankan.

Monday, November 5, 2012

Jakarta Indonesia's Metropolis

Jakarta

Jakarta adalah ibu kota negara Republik Indonesia memiliki banyak rekaman sejarah, dari berbagai masa dan perabadan, ini terlihat dari bekas-bekas peninggalan dan beberapa arsitektur bangunan-bangunannya sisa jaman dulu, Jakarta dalam perkembangannya sehingga menjadi Jakarta sekarang sebagai kota metropolitan tak luput dari berbagai masalah dari zaman ke zaman.

Tugu Jam Kota Tua Jakarta
Jika kita memandang Jakarta sekarang yang begitu banyak berdiri gedung-gedung pencakar langit, bangunan-bangunan yang mewah serta mall-mall yang modern mungkin sulit terbayangkan bahwa ribuan tahun yang lalu kawasan ini masih baru terbentuk dari endapan lumpur sungai-sungai yang mengalir ke Jakarta, misalnya kali Ciliwung, kali Angke, kali Marunda, kali Cisadane, kali besar, kali Bekasi dan kali Citarum, usia dataran Jakarta kini di perkirakan 500 tahun berdasarkan geomorfologi, ilmu lapisan tanah.

Jakarta tempo dulu
Endapan ini membentuk dataran dengan alur-alur sungai yang menyerupai kipas, dataran ini setelah mantap lama kelamaan di huni orang dan terbentuklah beberapa kelompok pemukiman, di mana salah satunya kemudian berkembang menjadi pelabuhan besar, kata Muhammad Isa Ansyari SS, sejarawan terkemuka di Dinas Kebudayaan dan Permusiuman Pemda DKI Jakarta.

Peta Batavia (sumber dari wikipedia)
Peta Batavia tahun 1897, mengungkapkan sejarah kota Jakarta di mulai dengan terbentuknya sebuah pemukiman di muara Ciliwung. menurut berita kerajaan Portugal pada awal abad ke 15 pemukiman tersebut bernama "Kalapa" dan merupakan sebuah bandar penting di bawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran, yang pusatnya pada waktu itu berada di kota Bogor.

Selain pelabuhan Sunda Kelapa, Kerajaan Sunda juga memiliki beberapa pelabuhan lain seperti Pelabuhan Banten, Pontang, Cigede, Tamgara dan Cimanuk, namun demikian Sunda Kelapa di anggap sebagai pelabuhan terpenting karena memiliki waktu tempuh relatif singkat dari ibukota kerajaan serta merupakan pelabuahan lada yang sibuk.

Berkas Collectie Tropen Museum Kaart van Het Kasteel
en de Stad Batavia in het Jaar 1667 TMnr 10021086
(sumber dari wikipedia)
Di Bogor, itu kini masih terdapat prasasti peninggalan abad ke 16, nama prasasti itu "sato tulis" peninggalan Rahyang Niskala Watu Kencana, namun oleh orang eropa bandar tersebut lebih di kenal dengan nama Sunda Kalapa, karena di bawah kekuasaan Sunda, kata Muhammad Isa Ansyari SS melanjutkan keterangannya.

Jakarta dalam perkembangannya di bagi dalam beberapa periode:
1. Periode Pra Sejarah
Di beberapa tempat di Jakarta seperti Pasar Minggu, Pasar Rebo, Jatinegara, Karet, Kebayoran, Kebon Sirih, Kebon Nanas, Cawang, Kebon Pala, Rawa Belong, Rawa Lefe, Rawa Bangke di temukan benda-benda pra sejarah seperti kapak, beliung, gurdi dan pahat dari batu, alat-alat tersebut di perkirakan berasal dari zaman batu atau zaman Neolithikum antara tahun 1000 SM, jadi pada masa itu sudah ada kehidupan manusia di Jakarta.

2. Periode Kerajaan
Di daerah lainnya juga di temukan Prasasti Tugu di daerah Cilineing, prasasti itu sarat informasi tentang Kerajaan Tarumanegara dengan Raja Purnawarman, menurut prasasti itu Jakarta merupakan wilayah Kerajaan Tarumanegara kerajaan tertua di pulau Jawa, di samping Bogor, Banten, Bekasi sampai Citarum di sebelah timur dan Giaruten.

Lapangan Banteng tempo dulu
Pada tahun 686 masehi, kerajaan Tarumanegara hancur akibat serangan balatentara Kerajaan Sriwijaya, lalu abad ke 14 Jakarta masuk kedalam wilayah kerajaan Pakuan Pajajaran yang sering di sebut kerajaan Pajajaran, atau kerajaan Sunda. Kerajaan Pajajaran memiliki enam pelabuhan di antaranya pelabuhan Sunda Kelapa, kota pelabuhan ini terletak di teluk Jakarta di muara sungai Ciliwung yang merupakan pusat perdagangan paling penting sejak abad ke 12 hingga ke 16.

3. Masa kedatangan bangsa Portugis
Karena begitu terkenalnya Sunda Kelapa, itu tak luput dari incaran orang-orang Portugis yang sejak tahun 1511 sudah bercokol di daratan Malaka, keinginan mereka tak lain hanya ingin mendapatkan sambutan baik dari raja Pajajaran. Pada masa itu orang-orang muslim di Banten dan Cirebon sudah banyak pengikutnya dan hal ini menyebabkan salah satu yang membuat raja Pajajaran meminta bantuan kepada orang-orang Portugis untuk menghadapi orang-orang muslim tersebut sehingga pada hari Rabu 22 juni 1527 raja Pajajaran dan orang Portugis mengadakan perjanjian kerjasama isinya adalah orang Portugis di izinkan mendirikan benteng di Sunda Kelapa yang di tandai di tepi sungai Ciliwung.

JAKARTA, 3/3 - WISATA PELABUHAN SUNDA KELAPA. Sejumlah wisatawan asal Norwegia berkunjung ke Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (3/3). Pelabuhan Sunda Kelapa merupakan pelabuhan tua di Jakarta dan merupakan tempat wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik dalam negri maupun luar negri yang ingin melihat perahu phinisi (perahu khas bugis). FOTO ANTARA/Zabur Karuru/ss/pd/1
Dan hal itu menyebabkan kerajaan Islam di Demak yang saat itu sedang berada dalam puncak kejayaan tidak menerima perjanjian tersebut hingga sultan Demak mengirimkan balatentaranya yang di pimpin oleh menantunya Fatahillah menyerang Sunda Kelapa dan berhasil menduduki Sunda Kelapa pada tahun 1527, sisa-sisa armada Portugal yang tersisa hengkang dari Malaka.

Atas kemenangannya ini Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang artinya "kemenangan berjaya" itulah peristiwa bersejarah yang di tetapkan sebagai "hari jadi" kota Jakarta, dalam kekuasaan Fatahillah inilah Jayakarta semakin  meluas sampai ke Banten menjadi kerajaan Islam.

4. Masa Kedatangan Belanda
Seperti bangsa Portugis yang datang ke Indonesia karena tertarik dengan hasil rempah-rempahnya yang terkenal dan untuk melakukan perdagangan, begitu pula dengan orang Belanda pada tahun 1595 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman dan anak buahnya tiba di perairan Banten, di susul pada rabu 20 maret 1602 seorang token dan negarawan kerajaan belanda, Johati Van Oldenbarneveld mengambil suatu prakarsa untuk mengumpulkan para pedagang Belanda dalam suatu wadah sehingga berdirilah serikat dagang yang terkenal dengan sebutan VOC ( Verenigde Oost Indische Compaqnie), yang merupakan wadah para konglomerat pada masa itu.

Karena persaingan yang semakin ketat sehingga di antara para pendatang sebelum Belanda, seperti Portugis,
kerajaan Inggris dan Banten selalu di bumbui dengan permusuhan apalagi setelah kerajaan Belanda memperoleh sebidang tanah di sebelah timur sungai Ciliwung di perkampungan cina untuk di jadikan kantor dan benteng pertahanan Belanda. Situasi semakin memanas sehingga pada tahun 1619 terjadilah pertempuran sengit antara kerajaan Belanda, kerajaan Inggris dan kerajaan Portugal di pelabuhan Sunda Kelapa akhirnya kerajaan Inggrislah yang memenangkan pertempuran tersebut.

Galangan kapal VOC
Namun kemenangan tersebut tidak berlangsung lama, di bawah pimpinan J.P.Coen pada tanggal 30 mei 1619 kerajaan Belanda kembali menguasai Jayakarta, saat itu armada kerajaan Inggris sudah tidak ada lagi karena telah berangkat berlayar menuju Australia, meninggalkan Jayakarta, sedangkan armada kerajaan Portugal pergi menuju ke wilayah ujung timur nusantara, tepatnya Timor Timur. Pada tahun tersebut Jayakarta kembali berubah nama menjadi Batavia oleh kerajaan Belanda yang berasal dari nama Batavieren, bangsa Eropa yang menjadi nenek moyang kerajaan Belanda.

Banyak perubahan yang terjadi pada masa ini, terutama dalam struktur arsitek bangunan dan kanal-kanal yang di buat oleh kerajaan Belanda untuk mengantisipasi datangnya banjir. Kejayaan Batavia berlangsung cukup lama dengan VOC nya lewat intrik dan politik adu dombanya atau di sebut juga "Devide et Impera terhadap raja-raja nusantara tetapi pada tahun 1798 VOC jatuh dan di bubarkan,dan sejak saat itu di ambil alih pemerintahan kerajaan Belanda.

Dasad Musium di Kota Tua Jakarta
3. Masa Pendudukan Jepang.
Pada awal maret 1942 tepatnya pada perang dunia ke 2, Batavia di rebut kekuasaannya oleh kerajaan Jepang, selama masa pendudukan ini (1942-1945) Jepang mengubah nama Batavia menjadi Jakarta dan nama inilah yang berlaku hingga sekarang, hingga di tahun 1966 Jakarta memperoleh nama resmi sebagai Ibu kota Republik Indonesia, dan sejak itulah Jakarta berkembang menjadi sebuah kota metropolitan, berbagai macam suku, ras dan budaya ikut menyumbang pertumbuhan Jakarta menjadi salah satu kota yang dinamis dan tersibuk di Indonesia.

Perkembangan kota Jakarta sekarang sangatlah pesat, penduduk yang begitu padat, kendaraan yang begitu banyak seringkali membuat kemacetan belum lagi cuaca di Jakarta yang begitu panas bisa membuat anda kehilangan selera untuk berwisata di Jakarta. tapi terlepas dari itu semua banyak ragam tempat wisata di Jakarta yang dapat anda kunjungi hingga pandangan anda tentang Jakarta yang serba macet dan sibuk akan terobati setelah mengunjungi objek-objek wisata di Indonesia. Umumnya para wisatawan mengunjungi tempat wisata selalu mencari tempat-tempat perbelanjaan dan kuliner. Di bawah ini adalah beberapa tempat di Jakarta yang bisa anda kunjungi untuk para penggemar wisata belanja, yaitu :

1. Busana Muslim di Pasar Tanah Abang.
Di sini di jual berbagai produk garmen yang bisa anda beli dengan jumlah besar atau kecil. Anda bisa dapatkan busana-busana muslim dalam berbagai corak dan gaya, mulai dari jilbab, kerudung sampai gaun-gaun yang bagus untuk muslimah. Selain busana muslim, banyak pula yang menjual kaos sampai baju batik. biasanya para pembeli suka membeli pakaian dalam jumlah yang besar untuk mendapatkan harga grosir, biasanya para pembeli ini membeli dalam jumlah besar untuk di jual lagi.

2. Baju bekas di Pasar Senen
Tempat ini berada di Jakarta pusat terkenal sebagai tempat untuk berburu baju bekas berkualitas, banyak dari baju-baju bekas yang merupakan barang impor. harganya pun relatif sangat murah, tapi itu tergantung dari kita, pintar-pintar aja menawar, saya pernah menemani teman ke tempat ini, membeli baju bermerk terkenal dengan harga tak lebih dari 10.000, murah banget, anda tertarik? Kunjungi saja tempat ini.

3.Batik di Thamrin City.
Indonesia yang terkenal dengan batiknya sejak jaman dulu dan merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia, bisa anda dapatkan baju-baju batik dalam berbagai corak di pusat Batik Nusantara di Thamrin City, Jakarta pusat.

4.Pasar Mayestik
Di tempat ini anda dapat membeli berbagai kain-kain impor maupun lokal dengan variasi harga yang bermacam-macam, selain kain di tempat ini juga di jual berbagai macam kancing, renda, dacron, manik-manik dan aneka aksesoris beserta perlengkapan untuk menjahit. Bila anda suka menjahit kunjungi tempat ini.

5. Pasar Taman Puring.
Bila anda ingin berburu sepatu, tempat inilah pusatnya untuk anda bisa mendapatkan berbagai macam sepatu,yang kualitasnya bagus, tempat ini terletak di Kebayoran baru, Jakarta selatan.

6. Grand Indonesia
Tempat ini terkenal dengan barang-barang yang bermerk dari desainer-desainer terkemuka di dunia seperti merek Gucci, Burberry sampai Louis Vuitton ada di sini, Grand Indonesia terletak di jalan MH Thamrin, Jakarta pusat, selain Grand Indonesia  yang menjual produk-produk bermerk, anda juga bisa mengunjungi Plaza Indonesia, Senayan City, Pasific Place, Mall Kelapa Gading dan mall yang lainnya.

7. Pasar Asemka
Pasar ini merupakan tempat berjualan aneka asesoris dan souvenir untuk pernikahan dan perlengkapan untuk
kerajinan. Pasar Asemka terletak di Pinangsia Jakarta barat.

8. Anda yang suka dengan parfum-parfum yang bermerk tapi harganya murah? Anda bisa dapatkan disini dengan harga terjangkau tapi aroma dan wanginya mirip dengan yang aslinya, tempat ini ada di jalan raya Condet Jakarta Timur.

9. Nah bila anda ingin memanjakan anak anda dengan mainan-mainan yang bagus-bagus, di sinilah surganya untuk memanjakan anak-anak anda, karena di sini anda dapat menemukan berbagai mainan untuk anak-anak, lokasi pasar ini biasa disebut pasar Gembrong berada di jalan Basuki Rahmat Prumpung Jakarta timur.

10. Untuk para penggemar browsing dan ingin membeli komputer, silahkan anda mengunjungi tempat ini, tepatnya di Mangga Dua Mall dan Orion Mall, di sini juga anda bisa dapat mengunjungi berbagai barang otomotif tepatnya di WTC Mangga Dua.

11.Roxi Mas
Tepatnya di jalan KH Hasyim Ashari, Cideng jakarta pusat ITC Roxy mas, di sinilah surga untuk mereka yang suka dan gemar membeli telepon genggam, dengan berbagai type dan model terkini.

12. Anda suka dengan barang-barang tempoe doeloe? Silahkan anda kunjungi tempat ini yang terdiri dari berbagai barang tempo dulu di jalan Surabaya, anda bisa menemukan berbagai jam kuno, patung-patung antik, furniture, kamera jadul, uang-uang kuno sampai dengan perangko kunopun ada di sini, jadi tak heran di tempat ini banyak wisatawan manca negara berseliweran di jalan ini.

13. Apakah anda pecinta batu-batu permata? di sinilah tempat anda bisa berburu berbagai batu-batu permata dari berbagai jenis seperti Saphire, Zamrud, Topas dan banyak lagi, hanya saja anda harus hati-hati dan jeli dalam membeli karena bisa saja batu yang anda beli adalah campuran. disarankan anda harus punya pengetahuan dalam soal permata agar anda bisa mendapatkan batu yang benar2 anda inginkan, untuk itu silahkan anda kunjungi Pasar Rawabening tempat penjualan batu-batu permata.

14.Bila anda pecinta seni, anda bisa mengunjungi tempat ini, di sini anda bisa mendapatkan berbagai karya seni, dari seni lukis sampai seni pahat, banyak wisatawan dari luar negeri yang mengunjungi tempat ini untuk berburu karya seni, jika anda berminat silahkan kunjungi Pasar seni Ancol Taman Impian di Jakarta Utara.

15. Jika anda ingin melihat berbagai jenis ikan-ikan yang ada di perairan laut Jawa silahkan anda kunjungi tempat ini tepatnya di pasar Muara Angke Jakarta Utara.

16. Untuk mereka pencinta bunga silahkan anda kunjungi tempat ini di Pasar Bunga Rawa Belong yang berada di jalan Sulaiman Jakarta Barat, di sini juga terdapat bunga import.

17. Untuk anda pencinta hewan, di sinilah tempatnya, tempat ini kebanyakan menjual  burung, selain itu juga kelinci, kucing,hamster, ikan hias dan kura-kura, ular,musang dan tupai bisa anda dapatkan di sini, anda tertarik? Silahkan anda kunjungi Pasar Burung Jatinegara.

18. Anda di sini bisa melihat para pengarajin kayu, karena di sinilah sentra perajin mebel di Jakarta tepatnya di sepanjang jalan Kalimatang Jakarta Timur, anda bisa memesan mebel-mebel disini sesuai dengan keinginan dan selera anda.

19. Bila anda ingin suasana kamar anda romantis atau taman anda kelihatan lebih indah saat malam hari? Di sinilah tempatnya untuk anda bisa membeli berbagi macam lampu hias, tepatnya di Pasar Kenari Mas atau di kenal juga sebagai Pasar Kenari Baru.

20. Untuk para penggemar keramik dari China maupun Eropa, anda bisa mengunjungi tempat ini tepatnya di Pasar Ular Tanjung Priok Jakarta Utara, seperti biasa pandai-pandailah anda untuk menawar harganya.
(Sumber di dapat dari Kompas.com)

Selain tempat wisata belanja, di Jakarta juga banyak sekali tempat wisata kuliner makanan, ada beberapa tempat wisata kuliner yang cukup terkenal, terkenal enak dan terkenal murahnya. Di bawah ini akan ada beberapa tempat yang di rekomendasikan saat Anda akan berwisata kuliner.

1. Seafood
Seafood merupakan jenis makanan yang berasal dari laut, seperti Udang, Kepiting, ikan laut, cumi cumi, dan jenis makanan laut lainnya. Bagi Anda yang memiliki kesukaan menikmati makanan seafood, dapat datang ke berbagai tempat makan di Jakarta, baik tempat makan yang elite sampai tempat makan yang murah meriah.

Ada beberapa tempat makan seafood favorit di Jakarta, seperti Sea Food Rawamangun yang terletak di dekat Pasar Rawamangun, Sea Food 99 berlokasi di Kampung Melayu dekat dengan rumah sakit Mitra Keluarga, Ikan Tude yang terletak di Jalan Blora, Sea Food di Pertokoan Bintaro Sektor 9 tepat di belakang Mc Donald Sektor 9, Restoran Sea Food depan Bunderan PSKD IV Blok M, Sea Food Baruna terletak di depan Balemang Cafi, Sea Food Muara Angke, Ikan Bakar kambing “BABE LILI” di jalan Cemara depan Graha Martha Tilaar.

2. Bakmi-Bakso-Yamin
Bakmi, bakso, dan yamin merupakan makanan yang sudah tak asing lagi di telinga kita, bahkan banyak orang yang menjadikannya sebagai makanan favorit. Jika Anda ingin membelinya, tak perlu bersusah payah mencari di mana lokasi restoran ataupun tempat makan yang menjual bakmi/ bakso/ yamin yang terjamin enak. Mari kita bersama sama menyimak nama nama lokasi yang menjual bakmi/ bakso/ yamin di Jakarta, seperti Bakmi Udin di Jl. Besuki,

Bakso / Mie Bakso Jl. Tanjung, Mie Ayam Gang Kelinci di Pasar Baru, Bakmi Pasar Cikini, Bakso Komplek IKJ, Bakso / Siomay LIA Pramuka, Bakso Matraman di Jl. Matraman Raya, Bakmi Tropik di Ambassador Mall  Jl. Casablanca, Baso Lapangan Tembak Senayan, Mie Ayam Buncit di Jl. Warung Buncit, Mie Engkoh di Ps. Minggu, dan masih banyak tempat makan lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

3. Ayam goreng dan bakar
Ayam merupakan menu makanan yang pasti ada hampi di setiap rumah makan. Namun, ayam bakar ataupun ayam goreng yang biasanya di sajikan belum tentu terjamin kelezatannya. Di sini ada beberapa tempat makan ayam goreng dan ayam bakar di Jakarta yang banyak di kenal olah masyarakat, sehingga sudah terjamin kelezatannya. Rumah makan tersebut, meliputi : Ayam Goreng Pemuda di Jl. Surabaya, Ayam Bakar Menteng, Pecel Ayam Bu Bambang di Ps. Benhil, Ayam Bakar Jl. Denpasar Kuningan, Ayam Berkah di Blok M, Ayam Taliwang di Tebet, Ayam Bakar SoGO (Somay Gope’).

Wisata kuliner di atas merupakan sebagian kecil dari banyaknya wisata kuliner di kota Jakarta. Silahkan memilih tempat yang cocok untuk wisata kuliner dan selamat berburu makanan.

Queen city of the East (Kota Tua Jakarta)
Dan untuk menutup perjalanan wisata anda di Jakarta, ada baiknya anda mengunjungi Kota Tua Jakarta yang di kenal juga dengan sebutan Batavia Lama (Oud Batavia). Wilayah khusus ini memiliki luas 1,3 kilometer persegi melintas Jakarta Utara dan Jakarta Barat (Pinangsia, Taman Sari dan Roa Malaka), pada abad ke 16 oleh pelayar Eropa Kota Tua Jakarta ini di juluki "Permata Asia" dan "Ratu dari Timur".

Hal ini berkaitan karena di anggap sebagai pusat perdagangan untuk benua Asia karena lokasinya yang strategis dan sumber daya melimpah. Pada tahun 1972, Gubernur Jakarta Ali Sadikin mengeluarkan dekrit yang resmi mendirikan Kota Tua sebagai situs warisan. Keputusan gubernur ini di tujukan untuk melindungi sejarah arsitektur kota, atau setidaknya bangunan yang masih tersisa di sana. Tetapi sayangnya dalam pengembangan daerah Jakarta, pemprov DKI Jakarta menghancurkan beberapa bangunan atau tempat yang berada di daerah kota Tua Jakarta dengan alasan tertentu.

Musium Wayang
Tempat-tempat yang sudah tiada itu adalah :
- Benteng Batavia
- Gerbang Amsterdam (lokasinya berada di pertigaan Jalan Cengkeh, Jalan Tongkol Jalan Nelayan Timur di hancurkan untuk memperlebar akses jalan).
- Jalur Trem Batavia (Jalur ini pernah ada di kota Batavia, tetapi sekarang sudah di timbun dengan aspal, karena Presiden Soekarno menganggap Trem Batavia yang membuat macet).

Tempat menarik dan bersejarah lainnya yang ada di Jakarta antara lain adalah :
-Gedung Arsip Nasional
-Gedung Chandranaya
-Vihara Jin De Yuan (Vihara Dharma Bhakti)
-Petak Sembilan
-Pecinan Glodok dan Pinangsia
-Gereja Sion
-Tugu Jam Kota Tua Jakarta
-Stasiun Jakarta Kota
-Museum Bank Mandiri
-Museum Bank Indonesia
-Standard-Chartered Bank
-Kota's Pub
-VG Pub Kota
-Toko Merah
-Cafe Batavia
-Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah (bekas Balai Kota Batavia)
-Museum Seni Rupa dan Keramik (bekas Pengadilan Batavia)
-Lapangan Fatahillah
-Replika Sumur Batavia
-Museum Wayang
-Kali Besar (Grootegracht)
-Hotel Former
-Nieuws van de Dag
-Gedung Dasaad Musin
-Jembatan Tarik Kota Intan
-Galangan VOC
-Menara Syahbandar
-Museum Bahari
-Pasar Ikan
-Pelabuhan Sunda Kelapa
-Luar Batang
(sumber di dapat dari Wikipedia dengan Judul Kota Tua Jakarta)

Stadhuis-Batavia Jakarta
Selain itu menurut catatan wikipedia pada tanggal 4 mei 2012 daftar tempat wisata di Jakarta adalah sebagai berikut:
-Kebun Binatang Ragunan
-Monumen Nasional
-Museum Gajah
-Taman Mini Indonesia Indah
-Taman Impian Jaya Ancol
-Museum Fatahillah
-Pulau Seribu
-Museum Nasional Republik Indonesia atau Museum Gajah
-Museum Fatahillah dikenal pula sebagai Museum Sejarah Jakarta
-Museum Wayang
-Museum Adam Malik
-Museum Tekstil
-Museum Satria Mandala
-Museum Bahari
-Museum Seni Rupa dan Keramik
-Museum Perangko
-Museum Pelita Harapan
-Taman Prasasti
-Gedung Joang '45
-Museum Bank Mandiri
-Museum Bank Indonesia
-Museum Gedung Mohammad Hoesni Thamrin
-Museum Sumpah Pemuda
-Museum Prasasti
-Pancoran, Jakarta Selatan
-Plaza Indonesia
-Gajah Mada Plaza
-Glodok Plaza
-Harco Glodok
-Hayam Wuruk Lindeteves
-ITC Cempaka Mas
-Menteng Plaza
-EX Plaza Indonesia
-Pusat Pertokoan Duta Merlin
-Sarinah Plaza
-Grand Indonesia Shopping Town
-Plaza Atrium
-Dusit Mangga Dua
-Harco Mas Mangga Dua
-ITC Mangga Dua
-Mall Kelapa Gading
-Mall Mangga Dua
-Mall Sunter
-Pluit Village/Megamal Pluit
-Pasar Pagi Mangga Dua
-WTC Mangga Dua
-Mangga Dua Square
-Harco Manggua Dua
-Mall Artha Gading
-Sports Mall Kelapa Gading
-Kelapa Gading Trade Center
-Mall of Indonesia
-Emporium Pluit Mall
-Kramat Jati Indah
-Cibubur Junction
-Pusat Grosir Celilitan
-Tamini Square
-Pulogadung Trade Center
-Lindeteves Trade Center (LTC-Glodok)
-ITC Permata Hijau
-ITC Roxy Mas
-Lokasari Plaza
-Mall Ciputra (dahulu Citraland Mall)
-Mall Daan Mogot
-Mall Puri Indah
-Mall Taman Anggrek
-Roxy Mas Square
-Slipi Jaya Plaza
-Kalibata Plaza
-Cilandak Town Square
-Mal Cilandak
-Blok M Plaza
-ITC Fatmawati
-ITC Kuningan
-Mal Ambassador
-Mall Blok M
-Mall Pondok Indah I & II
-Melawai Plaza
-Pasar Raya Dept. Store
-Pasar Bata Putih
-Pacific Place
-Plaza Semanggi
-Setiabudi One
-Senayan City
-Lifestyle X'nter

Dengan berbagai banyaknya peninggalan-peninggalan bekas "tempoe doeloe" Jakarta tentu patut di perhitungkan untuk di kunjungi, selain dari bangunan-bangunan megah dan Mall-Mall modern yang sekarang bertebaran di Jakarta, selamat berwisata di Jakarta.

Thursday, November 1, 2012

Kedatangan Bangsa Portugis di Indonesia


Sudah dari jaman dulu Indonesia terkenal dengan hasil rempah-rempahnya, terutama cengkih dari Indonesia Timur adalah yang paling berharga. Sehingga banyak bangsa-bangsa dari manca negara berdatangan ke Indonesia untuk melakukan perdagangan. Kedatangan orang-orang Eropa pertama di kawasan Asia Tenggara pada awal abad XVI kadang-kadang di pandang sebagai titik penentu yang paling penting dalam sejarah kawasan ini.

Salah satunya adalah bangsa Portugis, dengan alasan untuk menguasai impor rempah-rempah di kawasan Eropa, bangsa Portugis mencari daerah kawasan  penghasil rempah-rempah terbaik. Kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah termasuk dalam tanaman rempah-rempah menjadi alasan Portugis ingin menguasai daerah Indonesia sekaligus menguasai pasaran Eropa.

Beberapa di bawah ini adalah orang-orang Portugis yang membawa dampak pada perkembangan kebudayaan dan perdagangan di Indonesia, adalah:

Bartolomeu Dias
( bahasa Inggris: Bartholomew Diaz)
1. Tahun 1487, Bartolomeu Dias ( bahasa Inggris: Bartholomew Diaz) (Algarve,1450- Tanjung harapan 29 Mei 1500) adalah seorang penjelajah Portugis yang berlayar mengitari Tanjung Harapan dan memasuki perairan Samudra Hindia. Raja John II dari Portugal menunjuk dia pada tanggal 10 Oktober 1486 sebagai kepala ekspedisi untuk berlayar mengelilingi ujung selatan Afrika dengan harapan mencari rute perdagangan baru menuju Asia.

Vasco Da Gama 
2. Kemudian pada tanggal 8 Juli 1497 Vasco Da Gama mengitari Tanjung Harapan pada tanggal 22 november, berlayar ke utara menyelusuri pantai timur Afrika. Pada tanggal 20 Mei 1498 Vasco Da Gama sampai di Calicut, kota pusat perdagangan paling penting di India bagian selatan. Arti penting utama perjalanan Vasco da Gama adalah karena dia membuka jalur laut langsung antara Eropa dan India serta Timur Jauh, yang faedahnya bisa turut di rasakan oleh banyak negara.

Dalam jangka pendek, faedah terbesar banyak jatuh pada Portugis. Melalui jalur perdagangan baru ke Timur, negeri yang tadinya melarat ini di pinggiran Eropa yang berbudaya mendadak jadi negeri terkaya di Eropa. Portugis dengan cepat mendirikan koloni-koloni jajahan di seputar samudera Indonesia.

Mereka mempunyai benteng-benteng dan pos-pos serdadu di India, Indonesia, Madagaskar, di pantai timur Afrika dan di banyak tempat lagi. Ini sudah barang tentu merupakan tambahan dari daerah yang mereka kuasai. Orang-orang Portugis berhasil mempertahankan daerah-daerah jajahannya hingga pertengahan abad ke 20.

Pembukaan jalur perdagangan baru ke India oleh Vasco da Gama membawa akibat kemunduran luar biasa untuk para pedagang-pedagang Muslim yang tadinya menguasai jalur perdagangan di Samudera Indonesia. Pedagang-pedagang Muslim ini segera sepenuhnya di kalahkan dan tempatnya di gantikan oleh Portugis. Lebih jauh dari itu, jalur perdagangan lewat darat antara India ke Eropa menjadi tidak berguna karena jalur laut lewat Afrika yang di rintis oleh Portugis jauh lebih murah.

Ini merupakan pukulan pahit baik buat orang-orang Turki Ottoman maupun kota-kota perdagangan Itali (seperti Venesia) yang tadinya menguasai perdagangan Timur. Tetapi bagi Eropa lainnya ini berarti barang-barang dari Timur jauh berharga lebih murah dari pada semula. Akhirnya pengaruh terbesar dari perjalanan Vasco da Gama tidaklah terhadap Eropa atau Timur Tengah, tetapi lebih banyak terhadap India dan Asia Tenggara,termasuk Indonesia.

 Alfonso de Albuquerque 
3. Alfonso de Albuquerque merupakan panglima angkatan laut terbesar pada masa itu. Pada tahun 1503 Albuquerque berangkat menuju India, dan pada tahun 1510 dia menaklukan Goa di pantai barat yang kemudian menjadi pangkalan tetap Portugis. Pada waktu itu telah di bangun pangkalan-pangkalan di tempat-tempat yang agak ke barat, yaitu di Ormuzdan Sokotra.

Afonso de Albuquerque (juga dieja Afonso d'Albuquerque atau Alfonso de Albuquerque; Alhandra, Portugal, 1453 - Goa, 16 Desember 1515) adalah seorang pelaut Portugis terkenal yang berperan dalam pembentukan Pemerintahan Kolonial Portugis di Asia.

Pada bulan November, setelah Malaka aman dan mempelajari lokasi dari "kepulauan rempah-rempah" kemudian rahasia, Albuquerque mengirim sebuah ekspedisi tiga kapal berlayar ke timur untuk menemukan mereka, dipimpin oleh Antonio de Abreu dipercaya dengan wakil komandan Francisco Serrão. Melayu pilot direkrut untuk membimbing mereka melalui Jawa, Kepulauan Sunda Kecil dan Pulau Ambon ke Banda Islands, di mana mereka tiba di awal 1512.

Meriam Jagur, Peninggalan Portugis
Di sana mereka tinggal selama sekitar satu bulan, membeli dan mengisi kapal mereka dengan pala dan cengkeh. António de Abreu kemudian berlayar untuk sementara Amboina Serrão melangkah maju ke Maluku tetapi terdampar dekat Seram. Sultan Abu Lais dari Ternate mendengar tentang mereka terdampar, dan, melihat kesempatan untuk bersekutu dengan bangsa asing yang kuat, membawa mereka ke Ternate tahun 1512 adalah mereka di izinkan untuk membangun benteng di pulau, Fort São João Baptista de Ternate, di bangun pada tahun 1522.

WARISAN BANGSA PORTUGIS DI INDONESIA
Di antara para petualang Portugis tersebut ada seorang Eropa yang tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia Timur. Orang ini bernama Francis Xavier (1506-1552) dan Santo Ignaius Loyola yang mendirikan orde Jesuit.

Pada tahun 1546-1547, Xavier bekerja di tengah-tengah orang Ambon, Ternate, dan Moro untuk meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi yang tetap disana. Pada tahun 1560-an terdapat sekitar 10.000 orang katolik di wilayah itu dan pada tahun 1590-an terdapat 50.000an orang.

Orang-orang Dominik juga cukup sukses mengkristenkan Solor. Pada tahun 1590-an orang-orang Portugis dan penduduk lokal yang beragama Kristen di sana di perkirakan mencapai 25.000 orang.

Benteng Portugis, Banyumanis, Ujung Batu
kecamatan Keling, kabupaten Jepara Jawa Tengah
Warisan Portugis di Indonesia sebagian besar soal kultural ketimbang politik atau ekonomi. Campuran Portugis Indonesia dan Portugis-India keturunan pemukim asli membentuk komunitas terpisah di kota-kota pesisir banyak Indonesia, dan selama dua abad atau lebih, bentuk acreole dari Portugis adalah lingua franca di Nusantara, banyak kata asal Portugis secara resmi di terima dalam bahasa Indonesia. Misalnya bendera (dari kata bandeira), gereja (igreja), keju (queijo), palsu (falso), renda (renda), sepatu (sapato), dan terigu (trigo). Belum lagi nama-nama tempat, istilah,dan sebagainya di seluruh Nusantara.

Wednesday, October 31, 2012

Islam di Indonesia


Indonesia adalah negara dengan ribuan pulau dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak faktor yang menyebabkan mayoritas penduduk Indonesia menjadi beragama Islam, karena berdasarkan sejarah yang ada agama awal dari penduduk Indonesia adalah agama Hindu dan Buddha. Penyebaran Islam ke Indonesia tidak melalui peperangan melainkan melalui jalan damai. Sejarah mencatat bahwa nusantara tercinta ini sejak dulu sudah terkenal dengan hasil rempah-rempahnya sampai ke berbagai penjuru dunia, sehingga tak heran banyak negara-negara luar yang berkunjung ke Indonesia untuk membeli rempah-rempah yang di bawa kembali untuk di jual ke daerah mana mereka berasal, dengan demikian sedikit banyaknya kebudayaan dan agama-agama yang di bawa oleh para pendatang ke Indonesia mulai tersebar di Indonesia, salah satunya yaitu agama Islam.

Batu Nisan Sultan Malik Al Saleh
Banyak catatan sejarah yang membuktikan agama Islam masuk ke Indonesia di antaranya adalah:
1. Bukti awal dari keberadaan agama Islam ke Indonesia adalah berasal dari seorang pengelana terkenal dari Venesia yang bernama Marco Polo. Dia pernah singgah ke Indonesia tepatnya di daerah sebelah utara pulau Sumatera, di sana dia menemukan kota Islam bernama Perlakyang yang di kelilingi oleh daerah-daerah non Islam. Hal ini di perkuat oleh catatan-catatan yang terdapat dalam buku-buku sejarah seperti Hikayat Raja-Raja Pasai dan Sejarah Melayu.
2. Bukti lainnya berasal dari Ibnu batutah ketika mengunjungi Samudera Pasai pada tahun 1345 yang mengatakan bahwa pada saat itu yang memerintah dengan memakai nama Islam yaitu Malikut Thahbir bin Malik Al Saleh.
3. Bukti ketiga adalah dari seorang pengelana bangsa Portugis bernama Tome Pires yang pernah berkunjung ke Nusantara ini pada awal abad ke 16, dalam catatannya dia yang berjudul Summa Oriental mengatakan bahwa menjelang abad ke 13 sudah ada masyarakat muslim di Samudera Pasai, Perlak dan Palembang.
4. Bukti ke empat dengan di temukannya makam Fatimah binti Maimun di pulau Jawa tepatnya di Leran (Gresik)  yang berangka tahun 1082 M dan beberapa makam Islam di daerah Tralaya yang berasal dari abad ke 13 M.
5. Bukti ke lima di dapat dari catatan sejarah kerajaan Cina tepatnya menurut catatan dinasti Tang, para pedagang Ta-Shih (sebutan bagi kaum Muslim Arab dan Persia) pada abad ke 9 dan ke 10 sudah ada di Kanton dan Sumatera.

Salah satu faktor utama cepatnya penyebaran agama Islam di Indonesia tidak lain dari runtuhnya kerajaan Majapahit. Selain dari itu beberapa faktor yang menyebabkan penyebaran agama Islam cepat di terima oleh mayoritas agama Hindu dan Buddha pada saat itu adalah:
1. Pernikahan antara para pedagang dan kaum bangsawan, contoh: Raja Brawijaya yang menikah dengan Putri Jeumpa yang menurunkan Raden Patah.
2. Melalui Pendidikan Pesantren.
3. Melalui perdagangan.
4. Melalui seni dan kebudayaan.
5. Melalui Dakwah.

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 13 tetapi hal tersebut tidak menjadi suatu kepastian kapan tepatnya agama Islam masuk ke Indonesia, menurut sejarawan ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan tentang proses masuknya Islam ke Indonesia yaitu teori Mekkah, teori Gujarat dan teori Persia.
1. Teori Gujarat, teori yang di pelopori oleh Snouck Hurgronje ini menyatakan bahwa agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke 13 Masehi yang di bawa oleh para pedagang dari Kambay (Gujarat), India.
2. Teori Persia, teori ini di pelopori  oleh P.A. Husein Hidayat, teori Persia ini menyatakan agama Islam di bawa oleh para pedagang dari Persia (sekarang Iran) karena adanya beberapa kesamaan antara kebudayaan masyarakat Islam Indonesia dengan Persia.
3. Teori Mekkah, teori ini adalah teori baru yang muncul untuk menyanggah bahwa Islam baru sampai di Indonesia pada abad ke 13 dan di bawa oleh orang Gujarat. Teori ini mengatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekkah (arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke 7. Teori ini di dasari oleh sebuah berita dari Cina yang menyatakan bahwa pada abad ke 7 terdapat sebuah perkampungan muslim di pantai barat Sumatera.

PENYEBARAN ISLAM DI JAWA
Adapun Penyebaran agama Islam di jawa adalah dengan kehadiran Wali Songo yang sangat dominan dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa. Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Era wali songo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Buddha dalam budaya Nusantara untuk di gantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan, namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat wali songo lebih banyak di sebut di banding yang lain.

Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai "tabib" bagi Kerajaan Hindu Majapahit, Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai "paus dari Timur" hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat di pahami masyarakat Jawa yakni nuansa Hindu dan Budha. Mungkin selama ini banyak yang mengartikan bahwa wali songo itu jumlahnya sembilan orang, namun bila kita telah lebih jauh ternyata wali songo ini terdiri dari beberapa orang dan melewati beberapa fase perkembangan.

Pada masa itu Islam masih terbatas pada keluarga pedagang yang menikah dengan warga pribumi yang bermukim di sekitar pelabuhan. Kerajaan Majapahit dan Pajajaran masih berdiri kuat, masyarakatpun masih banyak yang beragama Hindu. Keterangan tentang situasi  tersebut sampai kepada Sultan Muhammad I, penguasa Turki. Kemudian beliau mengirim surat kepada para pembesar Islam di Afrika Utara dan Timur Tengah. Isinya meminta para ulama yang mempunyai karomah untuk di kirim ke pulau Jawa. Maka terkumpullah sembilan ulama berilmu tinggi hingga pada tahun 808 Hijarah atau 1404 Masehi  para ulama itu berangkat ke pulau Jawa.

Seperti di sebutkan di atas perjalanan wali songo di Indonesia mengalami beberapa fase yaitu:
A. FASE-FASE WALI SONGO
A.1 Fase Pertama Wali songo adalah:
1. Maulana Malik Ibrahim, berasal dari Turki ahli mengatur negara. Berdakwah di Jawa bagian timur. Wafat di Gresik pada tahun 1419 M. Makamnya terletak satu kilometer dari sebelah utara pabrik Semen Gresik.
2. Maulana Ishak berasal dari Samarqand (dekat Bukhara-Rusia Selatan). Beliau ahli pengobatan. Setelah tugasnya di Jawa selesai Maulana Ishak pindah ke Pasai dan wafat di sana.
3. Maulana Ahmad Jumadil Kubra, berasal dari Mesir. Beliau berdakwah keliling. Makamnya di Troloyo Trowulan, Mojokerto Jawa Timur.
4. Maulana Muhammad Al Maghrobi, berasal dari Maghrib (Maroko), beliau berdakwah keliling. Wafat tahun 1465 M.  Makamnya di Jatinom Klaten, Jawa Tengah.
5. Maulana Malik Isroil berasal dari Turki, ahli mengatur negara. Wafat tahun 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
6. Maulana Muhammad Ali Akbar, berasal dari Persia (Iran). Ahli pengobatan. Wafat 1435 M. Makamnya di Gunung Santri.
7. Maulana Hasanuddin berasal dari Palestina. Berdakwah keliling. Wafat pada tahun 1462 M. Makamnya di samping masjid Banten Lama.
8. Maulana Alayuddin berasal dari Palestina. Berdakwah keliling. Wafat pada tahun 1462 M. Makamnya di samping masjid Banten Lama.
9. Syekh Subakir, berasal dari Persia, ahli menumbali (metode rukyah) tanah angker yang dihuni jin-jin jahat tukang menyesatkan manusia. Setelah para Jin tadi menyingkir dan lalu tanah yang telah netral dijadikan pesantren. Setelah banyak tempat yang ditumbali (dengan Rajah Asma Suci) maka Syekh Subakir kembali ke Persia pada tahun 1462 M dan wafat di sana. Salah seorang pengikut atau sahabat Syekh Subakir tersebut ada di sebelah utara Pemandian Blitar, Jawa Timur. Terdapat peninggalan Syekh Subakir berupa sajadah yang terbuat dari batu kuno disana.

A.2. Fase Kedua Wali Songo
Pada periode kedua ini masuklah tiga orang wali menggantikan tiga wali yang wafat. Ketiganya adalah:
Raden Ahmad Ali Rahmatullah, datang ke Jawa pada tahun 1421 M menggantikan Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M. Raden Ahmad berasal dari Cempa, Muangthai Selatan (Thailand Selatan).
Sayyid Ja’far Shodiq berasal dari Palestina, datang di Jawa tahun 1436 menggantikan Malik Isro’il yang wafat pada tahun 1435 M. Beliau tinggal di Kudus sehingga dikenal dengan Sunan Kudus.
Syarif Hidayatullah, berasal dari Palestina. Datang di Jawa pada tahun 1436 M. Menggantikan Maulana Ali Akbar yang wafat tahun 1435 M. Sidang walisongo yang kedua ini di adakan di Ampel Surabaya.

Para wali kemudian membagi tugas. Sunan Ampel, Maulana Ishaq dan Maulana Jumadil Kubro bertugas di Jawa Timur. Sunan Kudus, Syekh Subakir dan Maulana Al-Maghrobi bertugas di Jawa Tengah. Syarif Hidayatullah, Maulana Hasanuddin dan Maulana Aliyuddin di Jawa Barat. Dengan adanya pembagian tugas ini maka masing-masing wali telah mempunyai wilayah dakwah sendiri-sendiri, mereka bertugas sesuai keahlian masing-masing.

A.3. Fase Ketiga Wali Songo
Pada tahun 1463 M. Masuklah empat wali menjadi anggota Walisongo yaitu:
1.Raden Paku atau Syekh Maulana Ainul Yaqin kelahiran Blambangan Jawa Timur. Putra dari Syekh Maulana Ishak dengan putri Kerajaan Blambangan bernama Dewi Sekardadu atau Dewi Kasiyan. Raden Paku ini menggantikan kedudukan ayahnya yang telah pindah ke negeri Pasai. Karena Raden Paku tinggal di Giri maka beliau lebih terkenal dengan sebutan Sunan Giri. Makamnya terletak di Gresik Jawa Timur.
2. Raden Said, atau Sunan Kalijaga, kelahiran Tuban Jawa Timur. Beliau adalah putra Adipati Wilatikta yang berkedudukan di Tuban. Sunan Kalijaga menggantikan Syekh Subakir yang kembali ke Persia.
3. Raden Makdum Ibrahim, atau Sunan Bonang, lahir di Ampel Surabaya. Beliau adalah putra Sunan Ampel, Sunan Bonang menggantikan kedudukan Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462. Sidang Walisongo yang ketiga ini juga berlangsung di Ampel Surabaya.

A.4. Fase Keempat Wali Songo
1. Pada tahun 1466 diangkat dua wali menggantikan dua yang telah wafat, yakni:
Raden atau Raden Fattah (Raden Patah)
Raden Patah merupakan murid dari Sunan Ampel, beliau putra Raja Brawijaya Majapahit. Pada tahun 1462 M, beliau diangkat sebaga Adipati Bintoro dan membangun Masjid Demak pada tahun 1465 M. pada tahun 1468 dinobatkan sebagai Sultan Demak.
2. Fathullah Khan, putra Sunan Gunung Jati, beliau di pilih sebagai anggota Walisongo menggantikan ayahnya yang telah berusia lanjut.

A.5. Fase Kelima Wali Songo
Dalam fase ini, masuklah Sunan Muria atau Raden Umar Said, putra Sunan Kalijaga menggantikan wali yang telah wafat. Konon Syekh Siti Jenar atau Syekh Lemah Abang itu adalah salah satu anggota Walisongo, namun karena Siti Jenar di kemudian hari mengajarkan ajaran yang menimbulkan keresahan umat dan mengabaikan syariat agama maka Siti Jenar dihukum mati. Selanjutnya kedudukan Siti Jenar digantikan oleh Sunan Bayat – bekas Adipati Semarang (Ki Pandanarang) yang telah menjadi murid Sunan Kalijaga.

B. MAULANA MALIK IBRAHIM
Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi. Maulana Malik Ibrahim kadang juga di sebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand.

Maulana Jumadil Kubro di yakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya.Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya di sertai beberapa orang. Daerah yang di tujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. Aktivitas pertama yang di lakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung.

Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah (kasta yang di sisihkan dalam Hindu). Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah di landa krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur

C. SUNAN AMPEL
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, di identikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang). Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat.

Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak di dirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M. Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian di sebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dialah yang mengenalkan istilah "Mo Limo" (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk "tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzinah." Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan di makamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

D. SUNAN GIRI
Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang di kaitkan dengan masa kecilnya yang pernah di buang oleh keluarga ibunya, seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma) Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua.

Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai. Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah "giri". Maka ia dijuluki Sunan Giri. Pesantrennya tak hanya di pergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang di sebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu.

Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, di kenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Para santri pesantren Giri juga di kenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan,

Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.

E. SUNAN BONANG
Sunan Bonang adalah anak dari Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha. Ia kemudian menetap di Bonang (desa kecil di Lasem, Jawa Tengah) sekitar 15 kilometer timur kota Rembang.

Di desa itu ia membangun tempat pesujudan / zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit. Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban. Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang.

Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat 'cinta'('isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga. Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah "Suluk Wijil" yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa'id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut.

Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri. Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang "Tombo Ati" adalah salah satu karya Sunan Bonang. Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'isbah (peneguhan).

F. SUNAN DRAJAT
Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M. Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun Jelog (pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang). Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan.

Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang'. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.

F. SUNAN GUNUNG JATI
Banyak kisah tak masuk akal yang di kaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah di perkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa.

Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga di kenal sebagai Kasultanan Pakungwati. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya "wali songo" yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan. Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas.

Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. ersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

H. SUNAN MURIA
Ia putra Dewi Saroh, adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam.

Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali di jadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530). Ia di kenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat di terima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.

I. SUNAN KUDUS
Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang. Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus.

Itu sebabnya para wali yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang di lakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya.

Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang di beri nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti "sapi betina". Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi.

Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut di susunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah seperti itu yang di lakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.

J. SUNAN KALIJAGA
Dialah wali yang namanya paling banyak di sebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati.

Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam ('kungkum') di sungai (kali) atau "jaga kali". Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab "qadli dzaqa" yang menunjuk statusnya sebagai "penghulu suci" kesultanan. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram di bawah pimpinan Panembahan Senopati.

Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung "sufistik berbasis salaf" -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika di serang pendiriannya.

Maka mereka harus di dekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah.

Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid di yakini sebagai karya Sunan Kalijaga. Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Pandanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede - Yogya). Sunan Kalijaga di makamkan di Kadilangu selatan Demak.

Demikian sejarah perkembangan masuknya agama Islam di pulau Jawa sehingga memasuki jaman ke emasannya dan sekarang menjadi agama mayoritas penduduk di negeri kita tercinta Indonesia.