Emerald Khatulistiwa

Monday, November 12, 2012

Pangandaran Beach


CIAMIS
Hanya 17 km (10,5 mil) timur dari Tasikmalaya ini terletak kota bersejarah Ciamis, tempat yang dulunya sebuah kerajaan yang kuat. Sekitar 12 km (7 mil) ke arah timur merupakan kota kecil Bojong, yang dalam bahasa Sunda berarti 'semenanjung' Dekat sini persegi panjang tanah berbatasan pada tiga sisinya dengan pertemuan Sungai Citanduy dan Sungai Cimuntur.

Sebuah kerajaan Sunda kuno yang di sebut dengan Galuh di mana tempat ini masih di pertahankan. Hari ini di kenal sebagai Karang Kamulyan. Yang memiliki sejarah sejak seribu tahun, wilayah kini telah telah berubah menjadi sebuah taman dan cagar alam. Jalan yang lebar menghubungkan reruntuhan tersebar dalam 25 hektar (62 hektar) di tutupi oleh hutan dan bambu.

Pangandaran Beach
Yang sebagian besar terdiri dari pondasi batu, peninggalan termasuk fasilitas pemandian, sebuah arena sabung ayam, sebuah situs makam kerajaan dan sebuah batu yang berbau mistik tentang adanya seorang ratu yang telah melahirkan raja-raja di masa mendatang. Memasuki daerah Karang Kamulyan kita akan merasakan nuansa kehidupan kerajaan sunda tempo dulu seperti ada rasa yang menghantui seakan-akan memberikan kesan bahwa tempat ini adalah "kota yang hilang" meninggalkan tanda yang mengesankan di pegunungan dekat Ciamis, dari pusat Ciamis 22 km (13 mil) utara ke kawali, kemudian 14 km (8 mil) barat ke Panjalu.

Pada abad ke-7, warga Galuh Panjalu membanjiri lembah kecil, membuat sebuah telaga indah seluas hektar 42 (100 hektar) telaga pegunungan ini di sebut Situ Lengkong. Mereka membangun ibukota mereka di sebuah pulau 7,5 hektar (19 hektar), yang sekarang menjadi cagar alam. Hanya makam kerajaan yang masih tetap berada di sini, di bawah rimbunnya hutan yang lebat.


Pangandaran Water Park
Sebuah jalan raya yang sangat baik berjalan dari utara ke Cirebon melalui kota kecil Kuningan, pusat seni tradisional dan mistis. Atau Anda bisa naik kereta api atau bus dalam perjalanan dari Bandung ke Yogya dan jalur lainnya di Jawa Tengah. Kebanyakan pengunjung, namun, memutar ke selatan melalui Banjar Pangandaran pada daerah pesisir selatan Jawa.

SEJARAH CIAMIS
Menurut sejarawan W.J Van der Meulen, Pusat Asli Daerah (kerajaan) Galuh, yaitu disekitar Kawali (Kabupaten Ciamis sekarang). Selanjutnya W.J Van der Meulen berpendapat bahwa kata "galuh", berasal dari kata "sakaloh" berarti "dari sungai asalnya", dan dalam lidah Banyumas menjadi "segaluh". Dalam Bahasa Sansekerta, kata "galu" menunjukkan sejenis permata, dan juga biasa di pergunakan untuk menyebut puteri raja (yang sedang memerintah) dan belum menikah.

Sebagaimana riwayat kota-kabupaten lain di Jawa Barat, sumber-sumber yang menceritakan asal-usul suatu daerah pada umumnya tergolong historiografi tradisional yang mengandung unsur-unsur mitos, dongeng atau legenda disamping unsur yang bersifat historis. Naskah-naskah ini antara lain Carios Wiwitan Raja-raja di Pulo Jawa, Wawacan Sajarah Galuh, dan juga naskah Sejarah Galuh bareng Galunggung, Ciung Wanara, Carita Waruga Guru, Sajarah Bogor. Naskah-naskah ini umumnya ditulis pada abad ke-18 hingga abad ke-19. Adapula naskah-naskah yang sezaman atau lebih mendekati zaman Kerajaan Galuh. Naskah-naskah tersebut, di antaranya Sanghyang Siksakanda ÔNg Karesian, ditulis tahun 1518, ketika Kerajaan Sunda masih ada dan Carita Parahyangan, ditulis tahun 1580.

Green Canyon
Berdirinya Galuh sebagai kerajaan, menurut naskah-naskah kelompok pertama tidak terlepas dari tokoh Ratu Galuh sebagai Ratu Pertama. Dalam laporan yang di tulis Tim Peneliti Sejarah Galuh (1972), terdapat berbagai nama kerajaan sebagai berikut:
-Kerajaan Galuh Sindula (menurut sumber lain, Kerajaan Bojong Galuh) yang berlokasi di Lakbok dan beribukota Medang Gili (tahun 78 Masehi?)
-Kerajaan Galuh Rahyang berlokasi di Brebes dengan ibukota Medang Pangramesan
-Galuh Kalangon berlokasi di Roban beribukota Medang Pangramesan
-Galuh Lalean berlokasi di Cilacap beribukota di Medang Kamulan
-Galuh Pataruman berlokasi di Banjarsari beribukota Banjar Pataruman
-Galuh Kalingga berlokasi di Bojong beribukota Karangkamulyan
-Galuh Tanduran berlokasi di Pananjung beribukota Bagolo
-Galuh Kumara berlokasi di Tegal beribukota di Medangkamulyan
-Galuh Pakuan beribukota di Kawali; Pajajaran berlokasi di Bogor beribukota Pakuan
-Galuh Pataka berlokasi di Nanggalacah beribukota Pataka
-Kabupaten Galuh Nagara Tengah berlokasi di Cineam beribukota Bojonglopang kemudian Gunung Tanjung
-Kabupaten Galuh Imbanagara berlokasi di Barunay (Pabuaran) beribukota di Imbanagara dan
-Kabupaten Galuh berlokasi di Cibatu beribukota di Ciamis (sejak tahun 1812).

Untuk penelitian secara historis, kapan Kerajaan Galuh di dirikan, dapat di lacak dari sumber-sumber sezaman berupa prasasti. Ada prasasti yang memuat nama "Galuh", meskipun nama tanpa di sertai penjelasan tentang lokasi dan waktunya. Dalam prasasti berangka tahun 910, Raja Balitung di sebut sebagai "Rakai Galuh". Dalam Prasasti Siman berangka tahun 943, di sebutkan bahwa "kadatwan rahyangta I mdang I bhumi mataram ingwatu galuh".

Water Park Pangandaran
Kemudian dalam sebuah Piagam Calcutta di sebutkan bahwa para musuh penyerang Airlangga lari ke Galuh dan Barat, mereka di musnahkan pada tahun 1031 Masehi. Dalam beberapa prasasti di Jawa Timur dan dalam Kitab Pararaton (di perkirakan di tulis pada abad ke-15), di sebutkan sebuah tempat bernama "Hujung Galuh" yang terletak di tepi sungai Brantas. Nama Galuh sebagai ibukota di sebut berkali-kali dalam naskah sebuah prasasti berangka tahun 732, di temukan di halaman Percandian Gunung Wukir di Dukuh Canggal (dekat Muntilan sekarang).

Pada bagian carita Parahyangan, di sebutkan bahwa Prabu Maharaja berkedudukan di Kawali. Setelah menjadi raja selama tujuh tahun, pergi ke Jawa terjadilah perang di Majapahit. Dari sumber lain di ketahui bahwa Prabu Hayam Wuruk, yang baru naik tahta pada tahun 1350, meminta Puteri Prabu Maharaja untuk menjadi isterinya. Hanya saja, konon, Patih Gajah Mada menghendaki Puteri itu menjadi upeti. Raja Sunda tidak menerima sikap arogan Majapahit ini dan memilih berperang hingga gugur dalam peperangan di Bubat.

Puteranya yang bernama Niskala Wastu Kancana waktu itu masih kecil. Oleh karena itu kerajaan di pegang Hyang Bunisora beberapa waktu sebelum akhirnya di serahkan kepada Niskala Wastu Kancana ketika sudah dewasa. Keterangan mengenai Niskala Wastu Kancana, dapat di perjelas dengan bukti berupa Prasasti Kawali dan Prasasti Batutulis serta Kebantenan.

Pada tahun 1595, Galuh jatuh ke tangan Senapati dari Mataram. Invasi Mataram ke Galuh semakin di perkuat pada masa Sultan Agung. Penguasa Galuh, Adipati Panaekan, di angkat menjadi Wedana Mataram dan cacah sebanyak 960 orang. Ketika Mataram merencanakan serangan terhadap VOC di Batavia pada tahun 1628, massa Mataram di Priangan bersilang pendapat. Rangga Gempol I dari Sumedang misalnya, menginginkan pertahanan di perkuat dahulu, sedangkan Dipati Ukur dari Tatar Ukur, menginginkan serangan segera di lakukan.

Pertentangan terjadi juga di Galuh antara Adipati Panaekan dengan adik iparnya Dipati Kertabumi, Bupati di Bojonglopang, anak Prabu Dimuntur keturunan Geusan Ulun dari Sumedang. Dalam perselisihan tersebut Adipati Panaekan terbunuh tahun 1625. Ia kemudian di ganti puteranya Mas Dipati Imbanagara yang berkedudukan di Garatengah (Cineam sekarang).

Pada masa Dipati Imbanagara, ibukota Kabupaten Galuh dipindahkan dari Garatengah (Cineam) ke Calingcing. Tetapi tidak lama kemudian dipindahkan ke Bendanagara (Panyingkiran). Pada Tahun 1693, Bupati Sutadinata di angkat VOC sebagai Bupati Galuh menggantikan Angganaya. Pada tahun 1706, ia di gantikan pula oleh Kusumadinata I (1706-1727).

Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada masa pemerintahan R.A.A. Kusumadiningrat menjadi Bupati Galuh, pemerintah kolonial sedang giat-giatnya melaksanakan tanam paksa. Rakyat yang ada di Wilayah Galuh, di samping di paksa menanam kopi juga menanam nila. Untuk meringankan beban yang harus di tanggung rakyat, R.A.A. Kusumadiningrat yang di kenal sebagai "Kangjeng Perbu" oleh rakyatnya, membangun saluran air dan dam-dam untuk mengairi daerah pesawahan. Sejak Tahun 1853, Kangjeng Perbu tinggal di kediaman yang di namai Keraton Selagangga.

Antara tahun 1859-1877, di lakukan pembangunan gedung di ibu kota kabupaten. Di samping itu perhatiannya terhadap pendidikan pun sangat besar pula. Kangjeng Perbu memerintah hingga tahun 1886, dan jabatannya diwariskan kepada puteranya yaitu Raden Adipati Aria Kusumasubrata. Pada tahun 1915, Kabupaten Galuh di masukkan ke Keresidenan Priangan, dan secara resmi namanya di ganti menjadi Kabupaten Ciamis.

PANTAI SELATAN
Pangandaran merupakan pantai yang baik dengan keadaan alamnya dan pantai resornya seluas 530 hektar (1310-acre) titik air mata berbentuk semenanjung di tambatkan ke pantai selatan Jawa oleh tanah genting yang ramping. Dari Banjar bus melakukan perjalanan 53km (33 mil), sebuah kota antara di Bandung-Yogya raya, berakhir di desa Pananjung. Anda dapat berjalan atau naik becak dari sini ke tanah genting (sekitar 2 km), yang di lapisi pada kedua sisi dengan pantai pasir putih.

Pantai di sisi timur tanah genting dapat di akses dari jalan raya utama utara-selatan, jl kidang Pananjung berkaitan, dan merupakan dasar bagi industri perikanan lokal. Ada juga akomodasi yang sangat baik di sini, dan setelah berenang pengunjung dapat bersantai di bawah keteduhan perahu nelayan yang di gunakan untuk memancing yang berderet di sepanjang pasir pantai.

Pasar ikan di ujung selatan pantai menjamin persediaan ikan segar yang melimpah, makanan laut yang murah untuk restoran setempat. Para nelayan memikul tangkapan mereka untuk di timbang dan menjualnya. Hasil panen laut tersebar di sana dan sangat mengejutkan dengan berbagai rvariasi seperti ikan pari, hiu, belut, kura-kura, lobster, udang, cumi-cumi dan spesies yang tak terhitung jumlahnya.

Banyak hotel dan restoran menghadap ke pantai yang indah atau terletak di antara sepanjang sideroads yang menghubungkan dua pantai, dan pangandaran telah berkembang perlahan-lahan dari sebuah desa nelayan yg menyebabkan sepi menjadi sebuah daerah seperti Kuta. Wisatawan domestik membanjiri tempat ini pada hari libur dan akhir pekan, tetapi di lain waktu bisa sangat sepi, terdapat pula sebuah pusat kerajinan tangan di pantai barat di mana bus carteran dari kelompok turis, terutama dari Bandung.

Selain produk khas Tasikmalaya, ada perdagangan cinderamata dan perhiasan yang terbuat dari kerang dan kelapa. Desa Pananjung memiliki lapisan menarik yang berkaitan dari budaya sunda dan Jawa. Musik, bahasa dan seni dari kedua kelompok etnis bersama-berbaur di balik Losmen bintang. Setelah senja, wisatawan kadang-kadang dapat menyaksikan tarian sunda yang di sebut jaipongan dan pertunjukkan wayang golek atau wayang kulit Jawa. Ada juga pertunjukan lokal yang populer yang di sebut tayangan sinetron (istilah pertunjukkannya dalam bahasa sunda di sebut oyong-oyong, yang berbau mistik) di mana seorang gadis muda di kurung di bawah keranjang dengan tangan terikat di belakangnya, setelah 15 menit kemudian dia muncul dengan pakaian seperti seorang putri, seperti pesulap Houdini.

Pangandaran Beach
Adapun beberapa Tempat Wisata di Kabupaten Ciamis di antaranya adalah :
-Pantai Pangandaran
Objek Wisata Pangandaran ini sudah terkenal di Indonesia bahkan tak jarang wisatawan dari luar negeri sering berkunjung ke tempat ini, terletak di Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Jawa Barat, tepatnya 92 km ke arah selatan kota Ciamis.

Water Park Pangandaran
Di tempat ini anda dapat melihat terbit dan tenggelamnya matahari dari satu tempat yang sama dan pantainya yang landai dengan air yang jernih serta jarak antara pasang dan surut relatif lama sehingga memungkinkan kita untuk berenang dengan aman, terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, tersedia tim penyelamat wisata pantai, terdapat pula taman laut dengan ikan-ikan dan kehidupan laut yang mempesona.

Water Park Pangandaran
Andapun dapat mengikuti acara tradisional yang di sebut Hajat Laut yakni upacara yang di lakukan nelayan di Pangandaran sebagai perwujudan rasa terima kasih mereka terhadap kemurahan Tuhan Yang Maha Esa dengan  cara melarung sesajen ke laut lepas.

Acara ini biasa di laksanakan pada tiap-tiap bulan Muharam, dengan mengambil tempat di Pantai Timur Pangandaran. Event pariwisata bertaraf Internasional yang selalu di laksanakan di sini adalah Festival Layang-Layang Internasional (Pangandaran International Kite Festival) dengan berbagai kegiatan pendukungnya yang bisa kita saksikan pada tiap bulan Juni atau Juli.

Water Park Pangandaran
-Pangandaran Water Park
Lokasinya sekitar 5 km sebelum masuk pintu wisata Pangandaran, tepatnya di Kecamatan Kalipucang. Waterpark ini di bangun dalam beberapa kolam besar dan lapangan khusus buat ATV track dan di bangun di atas lahan lebih dari 10 hektar.


Fasilitas yang di sajikan antara lain seperti umumnya waterpark, seperti luncuran, waterbom dan sebagainya, anda juga bisa menikmati petualangan seperti highrope dan yang lainnya, untuk anda yang suka dengan ATV, bisa anda dapatkan di sini. Waterpark Pangandaran masih terbilang paling muda kehadirannya di wilayah Pangandaran. Waterpark Pangandaran ini berada di pinggir pantai lembah puteri.

-Pantai Karang Nini
Wisata Karang Nini adalah obyek wisata alam yang merupakan perpaduan hutan dan pantai. Di pantai ini terhampar batu-batu karang yang salah satunya menyerupai seorang nenek (nini dalam bahasa sunda) yang sedang menunggu si kakek, sehingga tempat ini di namakan Pantai Karang Nini. Pantai ini terletak di Desa Emplak, kecamatan Kalipucang kurang lebih 83 km dari kota Ciamis ke arah selatan.

Karang Nini Beach
Sepanjang jalan dari pintu gerbang ke lokasi, anda akan menikmati kesejukan hutan jati dengan keadaan alamnya yang masih perawan. Pada beberapa bagian jalan ini juga anda melihat panorama pantai di kejauhan dengan latar belakang Sagara Anakan. Sebelum mencapai pantai anda pun akan menjumpai Pondok Wisata yang di kelola oleh Perhutani Kabupaten Ciamis.

Joging melalui jalan setapak bisa di lakukan sambil menikmati berbagai jenis flora dan fauna yang hidup di hutan sekitar, seperti Jati (Tectona Grandis), Mahoni (Sweitenia Mahagoni), Angsana (Pterocarpus Indicus Wild), Ketapang (Terminalia Catappa), Keben (Baringtonia Asiatica), Johar (Casia Siamea) dan jenis-jenis lainnya. Sedangkan fauna dapat di temui di objek wisata ini seperti Musang (Paradoxorus Hermaproditus), Tupai (Callosiorus Notatus), Kera (Presbytis Cristata).


Selain itu anda bisa menikmati objek-objek kunjungan lainnya seperti :
- Makam Cikabuyutan dan mata air Sumur Tujuh yang menurut mitos dapat membuat orang awet muda dan mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
- Beberapa goa keramat seperti Goa Dompet, Goa Panjang, Goa Parat dan Goa Pendek.Goa Panjang menurut legenda adalah merupakan jalan tembus menuju Kasunanan Cirebon.
- Makam Eyang Anggasinga Wencana dan Mahapatih Bagaspati.
- Aquarium alam di muara Cipangbokongan, di mana saat air laut surut, kita dapat menikmati berbagai jenis ikan hias yang terjebak di relung-relung terumbu karang.
- Meneropong pulau Nusa Kambangan di sebelah timur dan cagar alam Pananjung di sebelah selatan, dari menara pandang.

Madasari Beach
-Pantai Madasari
Pantai ini terletak di desa Masawah Kecamatan Cimerak kurang lebih dari 20 meter dari Green Canyon ke arah selatan, dapat di jangkau dengan berbagai jenis kendaraan atau sekitar 40 km dari Pantai Pangandaran. Pantai ini di hiasi oleh batu-batu karang yang unik dengan pantainya yang landai, menyajikan panorama alam yang spesifik dengan pulau-pulau kecilnya berpadu dengan hijaunya datan masawah.

-Green Canyon
Anda tidak usah jauh-jauh untuk mengunjungi Grand Canyon di Amerika sana, di Indonesiapun ada objek wisata yang bernama Green Canyon yang tak kalah menariknya dengan panorama yang masih asri dan cuaca yang menyejukkan. Objek wisata ini bisa anda kunjungi di daerah Pangandaran Ciamis. Tempat ini punya nama asli yaitu Cukang Taneuh. Nama Green Canyon sendiri di populerkan oleh seorang warga Perancis pada tahun 1993, sedangkan Cukang Taneuh punya arti yaitu jembatan tanah.

Green Crayon Beach
Hal ini di karenakan di atas lembah dan jurang Green Canyon terdapat jembatan dari tanah yang di gunakan oleh para petani di sekitar sana untuk menuju kebon mereka. Green Canyon Indonesia ini terletak di Desa Kertayasa, Kecamatan Cijulang, Ciamis, Jawa Barat. Dari Kota Ciamis sendiri berjarak sekitar 130 km atau jika dari Pangandaran berjarak sekitar 31 km.

Di dekat objek wisata ini terdapat objek wisata Batukaras serta Lapangan Terbang Nusawiru. Untuk mencapai lokasi ini wisatawan harus berangkat dari dermaga Ciseureh, kemudian melanjutkan perjalanan dengan menggunakan perahu tempel atau kayuh yang banyak tersedia di sana. Jarak antara dermaga dengan lokasi Green Canyon sekitar 3km, yang bisa di tempuh dalam waktu 30-45 menit. Sepanjang perjalanan kita akan melewati sungai dengan air berwarna hijau tosca.

Green Canyon 
Mungkin dari sinilah nama Green Canyon berasal. Sebaiknya anda mengunjungi keindahan objek wisata ini adalah saat setelah masuk musim kemarau, karena jika pada musim hujan di khawatirkan deras sungai dan warna airnya pun menjadi coklat. Ada sekitar 100 unit perahu yang dapat mengantarkan anda untuk menelusuri objek wisata ini. Pada setiap perahu akan di lengkapi seorang juru dan tugas batu untuk memandu anda dalam perjalanan.
Ketinggian dari muka laut sekitar 100 meter dengan suhu 24-30 Derajat Celcius, kelembaban udara rata-rata 85%.

Rute perjalanan yang harus ditempuh untuk menuju Green Canyon yaitu :
Dari JAKARTA dan BANDUNG,
Anda bisa mengikuti Rute Arah ke Jawa Tengah dengan melalui Kota Tasik-Ciamis Kota-Kota Banjar- Pangandaran.

Dari JAWA TIMUR dan JAWA TENGAH,
Untuk JAWA TIMUR anda dapat menuju Arah JAWA TENGAH terlebih dahulu, lalu dilanjutkan untuk mengambil jalur ke Jawa Barat dengan mengikuti jalur Arah (Purworejo-Kebumen-Wangon-Banjar- Pangandaran-Ciamis).

Green Canyon
Bagi Anda yang menggunakan kendaraan umum, tentunya tidak usah repot memikirkan rute. Karena sopir akan membawa Anda Langsung ke Pangandaran (Green Canyon). Tapi yang perlu di perhatikan yaitu tempat Anda Menginap di sana, anda bisa memilih penginapan yang terdapat di hotel-hotel yang tersedia banyak di Pangandaran atau bisa juga menginap di objek wisata Batukaras yang sangat berdekatan dengan Green Canyon.

Batu Hiu
-Pantai Batu Hiu
Pantai Batu Hiu ini terletak di Desa Ciliang, Kecamatan Parigi. Pantai ini di namakan Batu Hiu karena ada batu apabila di lihat di laut menyerupai sirip ikan hiu. Untuk menikmati indahnya pantai, kita bisa naik ke atas bukit kecil di pantai ini. Dari atas bukit inilah kita bisa melihat batu yang menyerupai sirip ikan hiu, merasakan sejuknya angin laut dan juga menikmati indahnya Samudera Indonesia.

Yang unik untuk naik ke atas bukit kita melewati "gerbang" bukit berupa terowongan kecil yang berbentuk ikan hiu. Jadi, seolah-olah kita masuk ke dalam mulut ikan hiu. Kita juga bisa bermain air laut di sebelah bukit, tapi  anda harus hati-hati karena terdapat banyak ubur-ubur yang berserakan di pasir pantai ini. Sekitar 200 meter dari pinggir pantai ini terdapat seonggok batu karang yang menyerupai ikan hiu, karena itulah batu tersebut di namakan Batu Hiu.

Anda bisa menikmati panorama yang asri di sertai dengan deburan ombak, berjalan jalan di bukit yang teduh dan duduk santai dengan keluarga, benar-benar suasana yang romantis melepaskan pandangan kita ke arah samudera atau hamparan pantai sebelah timur yang terbentang. Batu Hiu ini berjarak sekitar 14 km dari Pangandaran, terletak di Desa Ciliang Kecamatan Parigi, kurang lebih 14 km dari Pangandaran ke arah selatan. Memiliki panorama alam yang sangat indah dari bukit kecil yang di tumbuhi pohon-pohon Pandan Wong.

-Pantai Karang Tirta
Pantai ini terletak di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih ke arah Batu Hiu belok ke kiri. Di tempat ini anda bisa menikmati keindahan alamnya yang masih asri sambil melakukan rekreasi berupa bersampan, memancing atau berkemah. Di sini juga anda bisa belajar Tari Ronggeng, melihat pembuatan Wayang Golek serta ada makanan khas di daerah ini yaitu Pindang Gunung (sejenis sup lauk).

-Citumang Pangandaran
Objek wisata ini terletak di Desa Bojong Kecamatan Parigi Ciamis, berjarak lebih jalan menuju lokasi kurang 15 km dari Pangandaran ke arah Barat, atau sekitar 4 km dari jalan raya Pangandaran-Cijulang, jarak seluruhnya dari kota Ciamis sekitar 95 km. Citumang Pangandaran ini memiliki daya tarik khusus yaitu adanya sungai Citumang yang mengalir membelah hutan jati dengan airnya yang bening kebiruan, tepian sungainya terdiri dari ornamen batu-batu pedas dengan relung dalam di hiasi relief alam dan aliran sungai yang menembus ke dalam goa.

Citumang Pangandaran
Nama Citumang berasal dari legenda tentang seekor buaya buntung yang bernama Si Tumang, karena begitu kuatnya kepercayaan penduduk akan kehadiran buaya buntung tersebut hingga sampai sekarang meninggalkan nama yang melekat kuat menjadi nama sungai. Versi lain kisah Citumang berasal dari Cai (bahasa Sunda = air) yang numpang (cai numpang) yang berkaitan dengan air sungai yang mengalir di bawah tanah.

Pada kedalaman tertentu anda dapat menikmatinya dengan mandi dan berenang, 500 meter dari lokasi pemandangan ke arah hulu, di jumpai pesona alam berupa aliran sungai Citumang yang masuk ke dalam perut bumi dan keluar lagi ke arah hilir. Aliran sungai yang masuk dalam goa ini di beri nama Goa Taringgul yang kemudian di berikan nama baru sebagai Sanghyang Tikoro (Batara Tenggorokan).

Pemandangan dan keadaan alamnya yang masih asri di tambah iklimnya yang sejuk membuat kita bisa rileks dan segar menghirup udaranya yang benar-benar menyegarkan yang tak bisa anda dapatkan di kota. Di sini juga anda dapat menikmati lokasi air terjun. Anda bisa menyewa seorang guide untuk sampai ke tempat ini, harap di perhatikan untuk mengunjungi tempat ini sebaiknya anda membawa perbekalan yang cukup seperti makanan dan air karena di tempat ini tidak ada warung.

-Pantai Karapyak
Selain pantai Pangandaran dan Pantai Batu Hiu anda juga bisa menikmati Pantai Karapyak yang terletak di Desa Bagolo, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, sekitar 20 km dari Pantai Pangandaran atau 78 km dari alun-alun kota Ciamis.

Citumang Pangandaran
Batu karang yang menghampar dan menjorok hampir ke tengah lautan memang menjadi surga bagi ikan laut, ada puluhan ribu bahkan puluhan juta ikan hias yang hidup di sini, selain itu hamparan pasir putih dan batu karang, pantai inipun mempunyaii  tebing-tebing curam  nan indah yang siap mengundang para petualang untuk menjelajahi tiap jengkal tebing karangnya.

Pantai ini terbilang masih alami dan perawan, bersihnya pantai dari serbuan sampah plastik maupun jenisnya belum masih jarangnya warung-warung maupun penginapan menandakan pantai ini masih alami dan perawan. Pantai ini lokasinya sangat dekat dengan Pulau Nusakambangan, cukup dengan menyewa perahu anda bisa menginjakkan kaki di pulau yang mengundang sejuta misteri ini.

Tak hanya itu andapun bisa berjalan-jalan menyusuri muara sungai Citanduy atau lebih yang di kenal dengan sebutan Sagara Anakan. Jauh di tengah laut berdiri tegak dua batu karang yang membentuk pintu masuk ke Sagara Anakan. Menurut nelayan setempat batu karang tersebut di jadikan benteng pertahanan Dermaga Sagara Anakan dari serbuan ombak yang ganas.

-Cagar Alam Pananjung
Pada tahun 1922 seorang Belanda bernam Eyken membeli tanah pertanian di Pananjung Pangandaran, kemudian memindahkan penduduk yang tinggal di daerah yang sekarang menjadi taman wisata alam, selanjutnya daerah tersebut di kelola sebagai daerah perburuan pada tahun 1931.

Cagar  Alam Pananjung
Pada tahun 1934 daerah tersebut di resmikan menjadi sebuah wildreservaat dengan keputusan Statblad 1934 nomor 663, tetapi dengan di temukannya jenis-jenis tumbuhan penting, termasuk Raflesia Patma pada tahun 1961, membuat statusnya di ubah menjadi cagar alam dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 34KMP/tahun 1961. Akhirnya pada tahun 1978 tempat ini menjadi salah satu taman wisata alam.

Lalu pada tahun 1990 di kukuhkan pula kawasan perairan di sekitar cagar alam laut (470 ha) sehingga luas kawasan perairan di sekitar Pangandaran seluruhnya menjadi 1.500 ha, perkembangan selanjutnya berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 14/kpts-II/1993, pengusahaan TWA Pangandaran di serahkan kepada Perum Perhutani dan di serahkan fisik pengelolaanya pada tanggal 1 November 1999.

Kawasan Konservasi Sumber Daya Alam Pangandaran semula merupakan tempat perladangan penduduk. Tahun 1922, ketika Y. Eycken menjabat Residen Priangan, diusulkan menjadi Taman Buru. Pada waktu itu dilepaskan seekor Banteng, 3 ekor Sapi Betina dan beberapa ekor rusa. Karena memiliki keanekaragam satwa yang unik dan khas serta perlu di jaga habitat dan kelangsungan hidupnya maka pada tahun 1934, status kawasan tersebut diubah menjadi Suaka Margasatwa dengan luas 530 ha.

Tahun 1961, setelah di temukan bunga Raflesia Fatma yang langka, statusnya di ubah lagi menjadi Cagar Alam. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan tempat rekreasi, maka pada tahun 1978, sebagian kawasan tersebut (37,70 ha) di jadikan Taman Wisata. Pada tahun 1990 dikukuhkan kawasan perairan di sekitarnya sebagai Cagar Alam Laut (470 ha), sehingga luas seluruhnya menjadi 1.000 ha.

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 104/Kpts-II/1993 pengusahaan wisata TWA Pangandaran di serahkan dari Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam kepada Perum Perhutani. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di kawasan konservasi Pangandaran dan sekitarnya adalah: lintas alam, bersepeda, berenang, bersampan, scuba diving, snorking dan melihat peninggalan sejarah.

Citumang Pangandaran
Cagar alam seluas ± 530 hektar, yang di antaranya termasuk wisata seluas 37,70 hektar berada dalam pengelolaan SBKSDA Jawa Barat II. Memiliki berbagai flora dan fauna langka seperti Bunga Raflesia Padma, Banteng, Rusa dan berbagai jenis Kera. Selain itu, terdapat pula gua-gua alam dan gua buatan seperti: Gua Panggung, Gua Parat, Gua Sumur Mudal, Gua Lanang, gua Jepang serta sumber air Rengganis dan Pantai Pasir Putih dengan Taman Lautnya. Untuk Taman Wisata Alam (TWA) dikelola Perum Perhutani Ciamis.

Taman Wisata Alam Pangandaran ini mempunyai  banyak legenda seperti legenda Gua Parat. Gua ini dulu tempat bertapa dan bersemedi beberapa pangeran dari Mesir yaitu Pangeran Kesepuluh (Syekh Ahmad), Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad), Pangeran Maja Agung dan Pangeran Raja Sumenda. Di dalam gua ini terdapat dua kuburan sebagai tanda bahwa di tempat inilah Syekh Ahmad dan Muhammad menghilang (tilem).

-Gua Panggung
Menurut cerita yang berdiam di gua ini adalah Embah Jaga Lautan atau di sebut pula Kiai Pancing Benar, yang merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jawa Barat dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya, oleh karena itu beliau di sebut Embah Jaga Lautan.

-Gua Lanang
Gua ini dulu merupakan keraton pertama Kerajaan Galuh, sedangkan keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyan Ciamis. Raja Galuh adalah laki-laki (lanang) yang sedang berkelana.

-Batu Kalde atau Sapi Gumarang
Di tempat ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang berani dan sakti, Sapi Gumarang adalah Nakhoda Kapal.

-Cirengganis
Cerita ini berawal dari adanya dari sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang raja bernama Raja Mantri. Di ceritakan ketika Dewi Rangganis dan para inangnya sedang mandi, Raja Mantri mengambil pakaian Dewi Rangganis, karena kesal Dewi Rangganis kemudian berkata barang siapa yang menemukan bajunya bila perempuan akan di jadikan saudara dan bila laki-laki akan di jadikan suami.

Keusik Luhur Beach
-Pantai Keusik Luhur 
Objek wisata ini terletak di Desa Kertamukti Kecamatan Cimerak dengan jarak kurang lebih 45 km dari Pangandaran ke arah selatan, gelombang laut yang mengangkat pasir ke atas batu karang yang terjal membuat orang ini menamakannya Keusik Luhur (Keusik = pasir, Luhur = tinggi). Pantai ini merupakan perpaduan antara alam pegunungan dengan panorama pantai, dari sebuah bukit kita bisa menyaksikan bergeloranya Samudera Indonesia dengan gelombang laut selatan menghempas karang, sehingga buih-buih putih birunya laut lepas.

Batu Karas Pangandaran
-Pantai Batu Karas
Terletak di Desa Batukaras, Kecamatan Cijulang dengan jarak kurang lebih 34 km dari Pangandaran. Objek wisata yang satu ini merupakan perpaduan nuansa alam antara objek wisata Pangandaran dan Batu Hiu. Pantainya yang landai dengan air laut yang tenang dan biru membuat anda betah untuk berengan menikmati airnya yang segar. Anda juga bisa berperahu di bengawan, berkemah dan berselancar, pondok wisata ini di kelola langsung oleh Diparda Kabupaten Ciamis, fasilitas lainnya yang tersedia antara lain: Hotel, Camping Ground, Kios Cinderamata, sewaan papan selancar dan ban renang.

Apakah anda tertarik? silahkan anda mengunjunginya dan selamat berwisata di Kota Ciamis dengan pantainya Pangandaran yang panorama alamnya masih asri di sertai deburan ombak sambil berjalan di pasir putih menikmati sunset bersama keluarga tercinta tentunya akan menjadi pengalaman yang sangat mengesankan.

5 comments:

  1. Ssiiipp..
    pi gambarnya sesuaikan ma tulisannya donk...
    g da foto karangkamulyan ya?
    reruntuhannya gtu, cz dari smua tmpat yg d posting yg blm pernah di datengin ya tmpt itu, da reruntuhannyakah? aq cuma lwat2 doank..
    Fighting...!!!

    ReplyDelete
  2. Very thanks i give to you.... i ask a permission to take some part in this post as my ESL article..

    ReplyDelete
  3. bagus gan lengkap ulasan tentang pantai andalan jawa barat ini. salam kenal dari saya. kalo ada waktu mapir ke website saya

    ReplyDelete